Polisi Temukan Satu Hotspot di Lahan Milik Warga Desa Betung Selatan PALI
Petugas mendatangi lahan yang sengaja dibakar dan dipasang garis polisi. Foto: dokumen/sumeks.co--
Polisi Temukan Satu Hotspot di Lahan Milik Warga Desa Betung Selatan PALI
PALI, SUMEKS.CO - Berdasarkan hasil pemantauan anggota Polsek Penukal Abab, Polres PALI, ditemukan satu titik panas atau hotspot di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Ilir).
Dari pemeriksaan di satelit via aplikasi Brin Fire atau Lapan, titik api terpantau berada di wilayah Desa Betung Selatan, berbatasan dengan Desa Betung Induk, Kecamatan Abab.
Titik api itu ditemukan pada Minggu 28 Mei 2023 sekitar pukul 11.30 WIB dengan luas lahan lebih kurang setengah hektar.
"Alhamdulillah api bisa dipadamkan," ucap Kapolsek Penukal Abab, Iptu Arzuan, Senin 29 Mei 2023.
BACA JUGA:207 Hotspot Terdeteksi, BPBD Sumsel Minta 8 Helikopter Water Bombing
Dirinya menerangkan, api berasal dari tumpukan kayu lalu dibakar untuk membuka lahan baru.
"Pemilik Lahan belum diketahui karena tidak ada di tempat. Sementara ini lahan terbakar juga sudah dipasangi garis polisi," terangnya.
Terkait ditemukannya titik api di wilayah hukumnya, Kapolres PALI, AKBP Khairu Nasrudin SIK langsung mengimbau masyarakat agar tak membuka lahan dengan cara dibakar, lantaran jika kedapatan bisa diancam pidana.
Dirinya menegaskan kepada masyarakat yang berada di wilayah hukum Polres PALI agar menyadari untuk tidak membuka lahan pertanian ataupun perkebunan dengan cara dibakar.
BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Mahmud Ikuti Apel Karhutlah, Muba Masih Terpantau Zero Hotspot Karhutlah
"Karhutla ini sudah jadi atensi pimpinan. Tiap hari patroli udara ditemukan titik-titik api di wilayah Kabupaten PALI. Jadi saya ingatkan dan mengimbau agar masyarakat sadar untuk tidak membakar hutan, perkebunan dan lahan," ucapnya.
Menurutnya, membuka lahan untuk pertanian ataupun perkebunan di Kabupaten PALI sangat diperbolehkan. Namun hendaknya jangan menggunakan cara dibakar.
"Akibatnya, tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tapi mengganggu kelangsungan ekosistem," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: