Pemkab OKI Turunkan Angka Stunting, ini Persentasenya

Pemkab OKI Turunkan Angka Stunting, ini Persentasenya

Jajaran Dinkes OKI. --

OGAN KOMERING ILIR, SUMEKS.CO - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui TIM Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten OKI  berhasil melakukan akselerasi penurunan prevelansi hingga 17,1 persen. 

Ini merupakan komitmen agar tercapai target penurunan stunting nasional 2024 mendatang. 

Wakil Bupati OKI, H M Djafar Shodiq menyampaikan berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 Kabupaten OKI telah berhasil menurunkan prevalensi stunting yakni dari 32,2 persen menurun jadi 15,1 persen pada 2022. 

Itu artinya, telah terjadi penurunan signifikan sebesar 17,1 persen dan harapnya akan terus menurun prevelansi bahkan bisa mengeleminasi stunting di OKI. 

BACA JUGA:Pj Bupati : Lakukan Konvergensi Program Untuk Cegah Stunting dan Hapus Kemiskinan Ekstrem

"Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua penggerak atas upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten OKI yang telah melakukan berbagai upaya dan inovasi program demi mendukung visi dan misi Kabupaten OKI," kata Shodiq, Selasa 9 Mei 2023.  

Shodiq berharap, semua pihak bisa dapat terus memperkuat sinergitas sehingga Kabupaten bisa konsisten untuk menurunkan prevelensi stunting. Yakni hingga mampu mencapai target nasional prevalensi angka 14 persen di tahun 2024 mendatang. 

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), H M Lubis SKM MKes mengatakan stunting disebabkan oleh faktor multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh Multi sektor. 

"Ada beberapa penyebab stunting, bisa bersumber dari praktek pengasuhan yang tidak baik; terbatasnya layanan kesehatan; kurangnya akses ke makanan bergizi; dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi," jelasnya. 

BACA JUGA:Wabup Yudha Minta Petugas Stunting Fokus Dengan Tujuan

Ditambahkan Lubis, ada dua intervensi percepatan penurunan stunting di OKI yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. 

"Intervensi spesifik adalah intervensi yang menyasar penyebab langsung terjadinya stunting, semuanya ada di sektor kesehatan," ujarnya. 

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, Mediheryanto, SH MH dalam rapat koordinasi rembuk stunting di Kabupaten OKI mengatakan berdasarkan PERPRES 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting terdapat 5 pilar utama percepatan penurunan stunting. 

Yaitu Peningkatkan Komitmen; peningkatakan komunikasi perubahan prilaku dan pemberdayaan masyarakat; peningkatan kovergensi intervensi spesifik dan sensitif; peningkatan ketahanan pangan dan gizi; serta penguatan dan pengembangan sistem data, informasi, riset, dan inovasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: