Program Matching Fund Kemdikbudristek, Merubah Tanaman Kelapa Sawit Tak Produktif Bisa Dijadikan Mebel

Program Matching Fund Kemdikbudristek, Merubah Tanaman Kelapa Sawit Tak Produktif Bisa Dijadikan Mebel

Penerima Matching Fund, seperti Prof. Padil, S.T., M., Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNRI.--

Program Matching Fund Kemdikbudristek, Merubah Tanaman Kelapa Sawit Tak Produktif Bisa Dijadikan Mebel 

PEKANBARU, SUMEKS.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia gencar mendorong kolaborasi antara lembaga perguruan tinggi dengan mitra melalui Matching Fund. Konsep ini dikembangkan di Universitas Riau.

Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi Universitas Riau (UNRI) Dr. Ir. Sofyan Husein Siregar, M.phil, menyebutkan bahwa program ini memungkinkan para dosen untuk melakukan riset produktif yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Banyak kegiatan riset yang sangat produktif dalam Macthing Fund, ini berupa ajang yang mewadahi untuk dosen-dosen kami," ujar Sofyan Husein Siregar ditemui awak media di kampus UNRI, belum lama ini.  

Di UNRI, ada 4 proyek Matching Fund pada tahun 2023 yang sedang direview dan diharapkan akan bisa terlaksana.

BACA JUGA:Hore, Mudik Lebaran 2023 Lewat Ruas Tol Ini ada Diskon 20 Persen Catat Tanggalnya

Meski begitu, terdapat tantangan dalam menghilirisasi hasil riset agar sesuai dengan kebutuhan mitra. 

Maka tantangan itu bisa dihadapi dengan Matching Fund. Artinya ini menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan membantu menjembatani produk P1 dari hasil riset dengan dunia industri (DUDI) sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Penerima Matching Fund, seperti Prof. Padil, S.T., M., Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNRI, menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan pengajuan proposal riset. 

Tahun 2021, ada 3 proposal riset yang diajukan dengan anggaran Rp 1,2 M, sedangkan tahun 2022 ada 5 proposal dengan pendanaan kurang lebih Rp 4 miliar. 

BACA JUGA:Sejumlah Pejabat Administrator dan Pengawas Pemkab OKI Dirotasi

Pola dalam proses pendanaan ditambah dari dari industri. Dengan skema, tahun pertama 1:3, yaitu Rp 350 juta dari Kementrian dan Rp 650 juta dari DUDI, dan tahun ini kondisinya 1:1.

Program Matching Fund juga melibatkan mahasiswa dan dosen dalam mengembangkan unit usaha baru yang terus berkembang. 

Beberapa mahasiswa diharapkan dapat menjadi mahasiswa terbaik saat wisuda nanti karena telah terlibat dalam riset yang dilakukan melalui program Matching Fund.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: