Diabadikan Google Doodle, Siapa Sastrawan Sapardi Djoko Damono?

Diabadikan Google Doodle, Siapa Sastrawan Sapardi Djoko Damono?

Tangkapan layar laman Google.--

SUMEKS.COGoogle Doodle, Senin, 20 Maret 2023 mengabadikan penyair legendaris Indonesia, Sapardi Djoko Damono.

Menampilkan sosok yang memiliki kacamata yang khas dan bertopi dengan membawa payung dan buku.  

Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan asal Indonesia yang lahir pada 20 Maret 1940, 82 Tahun yang lalu.

Mungkin tidak banyak diketahui mengapa sosok penyair Indonesia satu ini bisa tampil di Google Doodle?

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Guru Harus Lebih Sering Kenalkan Platform Teknologi

Google merupkan mesin pencarian yang paling banyak digunakan diseluruh penjuru dunia.

Google sering mengpublikasikan momen dan berbagai hal penting serta beberapa sosok-sosok untuk dikenang. 

Kali ini Sapardi Djoko Damono yang diabadikan. Disebutkan sebagai penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia dengan memperingati hari lahirnya.

Pujangga satu ini berhasil membius pembaca dalam karya-karyanya yang dituangkan pada puisi-puisi dengan kata sederhana yang tak lekang oleh waktu. Melegenda baik tua maupun muda akan menikmati karyanya.

BACA JUGA:UIN Raden Fatah Palembang dan Arab Saudi Sepakat Kerjasama Bidang Ini

Kutipan puisinya dalam novel berjudul Fana yang dirilis pada tahun 2018 sempat ramai di kalangan anak muda yang berbunyi “Yang fana adalah waktu, kita abadi”.

Sapardi Djoko Damono, salah satu penyair yang dihormati dengan berbagai karya yang diterjemahkan berbagai bahasa seperti Jerman, Inggris, Belanda, Perancis dan Jepang.

Karyanya yang mendunia dan banyak dikenal antara lain Hujan Bulan Juni, Duka-Mu Abadi dan Aku Ingin.

Selain sebagai seorang sastrawan, Sapardi Djoko Damono juga dikenal lantaran menjadi penerjemah untuk beberapa karya sastra dunia ke Bahasa Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: