Yuk Kenali Gejala Kusta, Hindari Keluarga Tertular Kusta Sedini Mungkin

Yuk Kenali Gejala Kusta, Hindari Keluarga Tertular Kusta Sedini Mungkin

Pengelola Program Penyakit Menular Dinas Kesehatan Lahat, Santi Martalena SKM-Foto: dok/sumeks.co-

LAHAT, SUMEKS.CO - Kusta atau Lepra merupakan penyakit menular, menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae). Penyakit tersebut menyerang kulit, saraf tepi dan daoat menyerang jaringan tubuh lainnya, kecuali otak. Saat ini, data dari Dinas Kesehatan menunjukkan terdapat 10 pasien penderita penyakit kusta pada 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, Taufik Maryansyah Putra SKM MM melalui Pengelola Program Penyakit Menular, Santi Martalena SKM mengatakan, penyakit kusta itu dapat menimbulkan cacat fisik. Karena itu, gejalanya harus dikenali sedini mungkin, agar tidak timbul gejala lebih lanjut.

"Awalnya memang tidak terlihat secara langsung efek samping dari kuman kusta, karena masa inkubasi kumannya mulai dari dua tahun sampai lima tahun. Karena itu, perlu dikenali sedini mungkin gejala awal penderita kusta," ujarnya, Rabu 18 Januari 2023.

Santi menjelaskan, gejala awal penyakut kusta itu ditandai dengan adanya kelainan pada kulit, berupa bercak putih seperti panu. Tapi dapat juga timbul bercak kemerahan. Kelainan kulit itu juga disertai dengan kurang rasa atau mati rasa, tidak gatal, dan tidak sakit. 

BACA JUGA:Warga Sumatera Selatan Diimbau Waspada Penyakit Kusta, Perhatikan Tanda Gejala dan Cara Pencegahannya

Santi lebih lanjut menjelaskan, penyakit kusta itu ada dua macam. Yaitu kusta kering/PB (pausi Basiler) dan kusta basah/MB (Multi Basiler). Kusta kering ciri-cirinya yaitu, bercak mati rasanya berjumlah satu sampai lima bercak. Kerusakan saraf tepinya hanya satu saraf tepi, dan pada pemeriksaan laboratorium, tidak ditemuman kuman (BTA negatif).

Sedangkan untuk kusta basah, ciri-cirinya yaitu bercak mati rasa berjumlah lebih dari lima bercak, kerusakan saraf tepi, lebih dari satu saraf tepi. Serta saat pemeriksaan laboratorium, ditemukan kuman (BTA positif).

"Cara mencegah agar tidak cacat kusta yaitu segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Apabila ditemukan kelainan kulit berupa bercak seperti panu atau bercak kemerahan yang mati rasa. Lalu, minum obat kusta secara teratur sesuai aturan dan kontrol ke perugad kesehatan setiap bulan sekali. Jika timbul tanda bahaya, seperti bercak bertambah merah dan tebal disertai demam, timbul benjolan-benjolan, nyeri pada sendi, serta terjadi pelepuhan dan pengelupasan kulit pada penderita yang sedang dalam masa pengobatan, maka segeralah minta pertolongan ke petugas kesehatan terdekat," paparnya. 

Santi menambahkan, jika penderita kusta tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, akan menimbulkan kecacatan pada beberapa bagian tubuh. Seperti mata, tidak bisa menutup mata,  bahkan sampai buta. Tangan, mati rasa pada telapak tangan, jari keriting, memendek (absorbsi)  dan putus-putus (mutilasi). Serta pada kaki, mati rasa pada telapak kaki, jari-jari keriting, memendek dan putus-putus, serta semper. 

BACA JUGA:Manajer Proyek Pembangunan Turap RS Kusta Divonis 4,5 Tahun, Direktur PT Investama Saviera Buron

"Kecacatan juga bisa terjadi akibat luka di tangan dan atau di kaki penderita yang mati rasa. Karena itu, untuk mencegah agar kecacatan tidak bertambah, lakukan prinsip 3M. Yaitu Memeriksa mata, tangan, dan kaki secara teratur. Melindungi mata, tangan, dan kaki dari trauma fisik. Melakukan perawatan diri dengan merendam, menggosok telapak tangan pakai batu apung, dan mengolesi jari-jari tangan dengan minyak kelapa sambil dipijat-pijat sebentar," tutup Santi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: