Dinkes Palembang Setop Peredaran Ciki Ngebul, ini Alasannya

Dinkes Palembang Setop Peredaran Ciki Ngebul, ini Alasannya

Fenty Aprina. Foto: m naba anwar sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Jajanan Ciki ngebul yang kini kerap dibincangkan, karena terdapat kandungan nitrogen cair yang berbahaya bagi tubuh. 

Sebelumnya Ciki unik satu ini ramai peminatnya. Mulai dari anak-anak maupun orang dewasa penasaran dengan Ciki yang mengeluarkan asap ini.

Ciki asap ini hampir tiap kota menjualnya di berbagai tempat, terutama mal. Termasuk di Kota Palembang banyak ditemukan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Hj Fenty Aprina angkat bicara.

"Ciki ngebul yang mengeluarkan asap itu bahaya bagi tubuh karena mengandung nitrogen cair, saya juga baru mengetahui," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Hj Fenty Aprina kepada SUMEKS.CO di ruang kerjanya,  Selasa 10 Januari 2023.

BACA JUGA:Vaksinasi Massal Pelajar, BINDA Sumsel Gandeng Dinkes Palembang

Fenty Aprina menjelaskan, Ciki asap ngebul karena mengandung nitrogen cair, untuk memastikannya apakah banyak yang menjual di Kota Palembang.

Dinkes Palembang bersama BPOM melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) saat kemarin.

"Oleh karena itu kita bersama BPOM Palembang kemarin melakukan sidak di Kambang Iwak dan menemukan empat tempat yang masih menjual Ciki ngebul asap yang mengandung nitrogen cair," jelasnya.

Lanjut Fenty Aprina, menghadapi fenomena baru ini, Dinkes Palembang bersama BPOM Palembang menyetop peredaran Ciki ngebul tersebut.

"Sementara kita berhentikan penjualanan Ciki ngebul itu," ucapnya.

BACA JUGA:Stok Terjaga, Dinkes Palembang Target Vaksinasi Tembus 100 Persen

Dia mengimbau kepada masyarakat Kota Palembang agar tidak membeli lagi Ciki ngebul berasap dimana pun, karena terdapat bahaya bagi organ tubuh.

"Saya minta warga agar tidak membeli lagi Ciki ngebul ini. Ciki ngebul ini mengandung nitrogen cair yang merupakan zat kimia berbahaya bagi tubuh. Bahannya dapat menyebabkan luka bakar dingin, dan terutama dapat menyerang ginjal dan saluran pernapasan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: