Limbah Masker Butuh 300 Tahun untuk Terurai, BRI Peduli Mengubah Jadi Pot Tanaman

Limbah Masker Butuh 300 Tahun untuk Terurai, BRI Peduli Mengubah Jadi Pot Tanaman

--

JAKARTA, SUMEKS.CO – Pandemi Covid-19 telah meningkatkan penggunaan masker sekali pakai di seluruh dunia.

Masker menjadi tameng pengaman masyarakat agar tidak tertular virus Covid-19, namun penggunaan masker juga menimbulkan masalah baru yaitu terdapat penumpukan limbah dari masker yang sudah dipakai masyarakat.

Berawal dari menumpuknya limbah masker non-infeksius tersebut, BRI menginisiasi kegiatan “BRI Peduli Penanganan Limbah Masker Non Infeksius”.

Kegiatan ini melibatkan setiap pekerja BRI di lingkungan kantor BRI seperti penyediaan fasilitas pengumpulan dan peralatan sterilisasi awal yang dapat memudahkan proses pengumpulan.

BACA JUGA:Terus Perluas Informasi, Imigrasi Klas I Palembang Sosialisasi Dokumen Perjalanan

Tempat pengumpulan masker (Drop Box) diletakkan di area terbuka, dan untuk kegiatan monitoring ada petugas yang secara berkala mengecek drop box pengumpul masker.

Lalu limbah masker tersebut dikirim ke tempat pengolahan bijih plastik yang menjadi lokasi pengolahan.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan bentuk kepedulian BRI terhadap lingkungan.

Sama seperti halnya sampah plastik lainnya, apabila tidak dikelola dengan benar, limbah masker juga dapat mencemari lingkungan. Kami mengajak pekerja BRI untuk peduli terhadap lingkungan dan menjaga keseimbangan alam”, ungkapnya.

BACA JUGA:Dinas Perkebunan Verifikasi Atas Usulan Replanting Kelapa Sawit Milik 2 KUD di Ogan Komering Ilir 

Dalam pengolahan limbah masker, BRI menggandeng Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara (UBN). Yayasan yang berdiri pada 2021 dan berlokasi di Kelurahan Baranangsiang, Kec Bogor Timur, Kota Bogor.

Sugeng Waluyo, pendiri Yayasan UBN mengungkapkan bahwa yayasan ini pada awalnya bergerak di sektor pelestarian lingkungan.

Namun, khusus pada masa pandemi Covid-19 beralih haluan untuk mengolah limbah masker non infeksius.

“Kalau limbah plastik lainnya kan orang sudah mulai mendaur ulang, tapi khusus masker ini belum, tidak ada yang berani mengolahnya, sedangkan masker itu terbuat dari plastik Polypropylene,” kata Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: