Mau Tahu Sejarah Jembatan Ampera? Simak Kesaksian Sejarahwan Sumsel

Mau Tahu Sejarah Jembatan Ampera? Simak Kesaksian Sejarahwan Sumsel

Jembatan Ampera.--

Namun pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan anti-Soekarno, nama jembatan yang mengambil dari Nama Presiden RI pun diubah menjadi Jembatan Ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat hingga sekarang.

"Sejak saat itu, Jembatan Ampera menjadi salah satu ikon yang membentuk kekhasan identitas Kota Palembang atas kesepakatan Pemerintah dan masyarakat pada masa itu," timpal Mang Amin.

BACA JUGA:Fakta Tentang Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak dan Kantor Wali Kota Palembang yang Belum Banyak Diketahui

Beberapa tahun setelah diresmikannya Jembatan Ampera di Palembang. Pola-pola perdagangan sungai mulai berubah, dikarenakan bersatunya wilayah hulu dan hilir serta lancarnya transportasi lewat jalan darat membuat para pedagang berperahu mulai beralih menggunakan kendaraan darat.

Terbentuknya Pasar Benteng juga merupakan salah satu bentuk dari perubahan orientasi dari air ke darat.

"Sehingga komunitas pedagang buah dan sayur di Pasar Benteng merupakan komunitas yang dulunya berjualan di pasar apung Sungai Musi," bebernya.

Mang Amin menambahkan, Jembatan Ampera juga pernah dipreteli oleh pencuri pada 1997 hingga 1998. "Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi," tambahnya.

Selain itu, jembatan sudah mengalami tiga kali pergantian warna yakni warna abu-abu pada saat pertama kali dibangun diganti menjadi warna kuning pada 1992. 

BACA JUGA:Jam Jembatan Ampera Mati, Pemerintah Cuek

"Kemudian, warna kuning tersebut diganti warna merah di tahun 2022 hingga sekarang," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: