Sejarah Masjid Suro, Saksi Penyebaran Islam Wilayah Ilir Palembang
Masjid Suro Palembang. Foto: edy handoko sumeks.co--
Kiai Delamat dan Kiai Marogan bekerja keras menyebarkan ajaran agama Islam di Palembang. Kiai marogan berfokus di wilayah Ulu, sementara Kiai Delamat menyebarkan Islam di daerah Kampung Suro. Namun, saat itu kondisi penyebaran Islam masih dilakukan secara sembunyi- sembunyi sebab Belanda menjaga dengan ketat Bahkan lebih dari 30 tahun.
Setelah berdiri aktivitas salat Jumat di Masjid Suro tidak diperbolehkan Belanda. Hal ini dikarenakan Belanda khawatir pribumi akan melakukan pemberontakan. Namun, setelah 30 tahun pembangunan Masjid Suro, Belanda akhirnya memperbolehkan salat Jumat.
""Sisi kanan dan kiri ini dulunya belum ada, baru tahun 1950-an lahan mulai di lebarkan," ujar Hasan.
Kendati, sudah dibolehkan untuk melaksanakan salat Jumat, aktivitas pembelajaran agama Islam dan tadarus al Quran masih dilakukan secara diam diam. Dengan kegigihan KH Delamat, akhirnya Masjid Suro bisa melakukan kegiatan belajar mengaji dan menjadi pusat dakwah.
BACA JUGA:Ratusan Rumah Terendam Banjir, Warga Ngungsi ke Masjid
"Ya, dulu kan Belanda sangat khawatir kalau nanti Pribumi melakukan pemberontakan," ujarnya.
Lanjut Hasan, dulu makam KH Delamat berada tepat di belakang mimbar imam. Namun, karena saking takutnya Belanda dengan KH Delamat, makam tersebut ingin dipindahkan karena dianggap mengancam keselamatan pihak kompeni.
Meski Belanda berusaha memindahkan makam, karomah sang kiai tak hanya ada saat masih hidup. Bahkan, peti jenazah KH Delamat pun seakan tak rela jika disentuh Belanda. Bertahun-tahun Belanda ingin memindahkannya tapi selalu gagal.
Hingga akhirnya, Belanda meminta bantuan Kiai Marogan yang juga merupakan sahabat KH Delamat beserta keluarga. "Wahai sahabat ku, kami ingin memindahkan jasadmu. InsyaAllah Belanda tidak akan menggangu dan Islam akan berdiri kokoh di daerah kekuasan tempatmu berdakwah," kata Kiai Marogan saat memindahkan jasad KH Delamat.
BACA JUGA:Baru Diresmikan 2 Bulan, Plafon Masjid Tanjak Batam Ambrol
Dengan izin Allah sambung Hasan, peti jenazah KH Delamat pun bisa diangkat dan dipindahkan. Hingga saat ini, makam KH Delamat dioindahkan sedikit jauh dari masjid. Sedangkan, makam pewakaf tanah yakni KH Hotib Mahmud tepat berada di luar masjid tak jauh dari mihrab imam.
"Sampai saat ini zuriyat dari Kiai Delamat masih berada tak jauh dari Masjid Suro," tandas Hasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: