Cerita Sungai Tawar dan Karomah Kiai Abunawar

Cerita Sungai Tawar dan Karomah Kiai Abunawar

Aliran Sungai Tawar Palembang. Foto: fadli sumeks.co--

Hal itu disebabkan, kondisi mata air Sungai Tawar yang berada persis ditengah-tengah pemukiman warga bercampur dengan aliran air pembuangan tersebut terpantau tidak layak untuk digunakan.

"Waktu yang tepat untuk ambil air dari mata air Sungai Tawar ini yakni saat kondisi aliran air tenang atau tidak mengalir, dan boleh minta tolong diambilkan air oleh warga sekitar," tukasnya seraya menunjukkan kepada SUMEKS.CO mata air yang dimaksud.

Dari pantauan sekilas juga terlihat, aliran mata air Sungai Tawar yang bermuara ke Sungai Musi ini kondisinya sangat memperihatinkanl. Aliran air mata air Sungai Tawar selebar lebih kurang 1 meter ini dipenuhi sampah rumah tangga.

BACA JUGA:Dua Tahun Pandemi, Parade Perahu Hias Akhirnya Ramaikan Sungai Musi

Kgs HM Thohir Sidik membeberkan, kurangnya kesadaran masyarakat serta perhatian pemerintah akan adanya salah satu objek yang bernilai sejarah, dan jika kondisi dibiarkan seperti kondisi saat ini mata air Sungai Tawar dikhawatirkan akan hilang, hanya tinggal cerita saja.

"Tidak perlu dibangunkan apa-apa, cukup dibersihkan dan aliran mata air dibesarkan saja, karena amanah sesepuh terdahulu bahwa Syekh Abunawar orangnya merakyat, termasuk dahulu ada yang  merenovasi makamnya yang tidak jauh dari sini namun akhirnya rubuh," sebutnya.

Sementara itu, kondisi berbeda dari pantauan aliran Sungai Tawar saat ini beberapa waktu lalu, telah direnovasi dipercantik oleh pemerintah Kota Palembang dan dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bercengkrama bila menjelang sore tiba, kesan kumuh yang dahulu berganti dengan taman dan jembatan kecil serta kursi taman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: