Pengakuan Pemain Persebaya dan Arema: Pilu dan Mencekam

Pengakuan Pemain Persebaya dan Arema: Pilu dan Mencekam

Cuplikan foto yang diambil dari video ketika pemain Persebaya berada di dalam rantis.----

SUMEKS.CO, Suasana pilu dan mencekan dirasakan oleh pemain Arema Malang dan Persebaya. 

Hal ini diungkapkan Abel Issa Camara, pemain asing Arema FC asal  Bissau Guinea soal tregedi di Stadion Kanjuruhan Malang itu.

Menurut Camara, benar -benar pengalaman pilu dalam tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Singo Edan julukan Arema FC menjamu Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 ,BRI Liga 1 malam itu.

Tragedi itu merupakan sejarah kelam dalam sepak bola Indonesia mungkin tak akan bisa dilupakan selamanya oleh Camara.

Pemain asing yang baru menjalani musim debut di Indonesia tersebut menyaksikan sendiri bagaimana suporter mengembuskan napas terakhir di ruang ganti Stadion Kanjuruhan.

BACA JUGA:BRI Sampaikan Belasungkawa Kepada Korban dan Sesalkan Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

"Ini adalah derby yang sudah lama dan dalam pekan-pekan ini sudah terasa di sekitar kota bahwa itu adalah pertandingan yang lebih dari sekadar tiga poin. Mereka bilang ini adalah pertandingan hidup atau mati, kita bisa kalah tetapi tidak di laga ini," ujar Camara menuturkan situasi panas Arema FC vs Persebaya sebelum laga.

Sejurus kemudian Camara menjelaskan kepada Maisfutebol mengenai situasi mengenaskan yang terjadi di ruang ganti.

"Setelah kami kalah, kami meminta maaf kepada fans. Mereka mulai menaiki pagar, kami lantas menuju ruang ganti."

"Dari situ kami mulai mendengar tembakan, dorongan. Ada orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Ada tujuh atau delapan orang yang terbunuh di ruang ganti," Camara mengisahkan.


Bangkai mobil petugas di Stadion Kanjuruhan Malang, usai dibakar suporter--

Para pemain Arema FC tak bisa keluar begitu saja dari ruang ganti. Menurut Camara, ia dan rekan-rekannya harus menunggu hingga empat jam sebelum pihak keamanan mensterilkan situasi.

"Saat kami pergi, ketika situasi lebih tenang, ada darah, sepatu, baju di semua bagian stadion. Saat kami meninggalkan stadion di dalam bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi perjalanan kami mulus ke tempat latihan, kami mengambil mobil dan pulang," terang Camara.

Saat Pemain Persebaya Dievakuasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: