Kilas Asal Usul Nama Perlintasan Kereta Api Bantaian

Kilas Asal Usul Nama Perlintasan Kereta Api Bantaian

DANAU : Lokasi danau menurut cerita saksi bisu tempat pembuangan atas pergolakan politik kala itu.--

MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Jejak kelam peristiwa masa lalu 30 September 1965 bisa ditemukan di berbagai daerah dan memiliki cerita sendiri.

Salah satunya Kabupaten Muara Enim, tepatnya di Danau Bantaian yang berlokasi di Desa Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang.

Selain itu, nama perlintasan Kereta Api Tebing Bantaian pasti sudah tidak asing lagi ditelinga khususnya masyarakat Muara Enim dan pengguna jalan yang setiap harinya hilir mudik melintas di daerah tersebut.

Untuk menuju kelokasi tebing bantaian tersebut harus menempuh perjalanan 30 Km dalam waktu perjalanan kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dari pusat Kota Muara Enim.

Sedangkan untuk menuju danau yang katanya sebagai tempat lokasi pembantaian diduga anggota maupun simpatisan PKI dari simpang perlintasan kereta api Tebing Bantaian tersebut, kurang lebih 500 meter.

BACA JUGA:Laga Tertunda, SFC Surati PT LIB

Itu pun harus melanjutkan berjalan kaki untuk sampai ke lokasi danau tersebut. Konon di danau itu menjadi tempat pembuangan mayat atau tempat eksekusi.

Tokoh Pemuda Desa Panang Jaya Drajat Kurniawan ST atau yang akrab disapa Dodi Tanu, mengatakan cerita kisah mengerikan orang-orang yang dituding Partai Komunis Indonesia (PKI) belum bisa dibuktikan cerita kebenarannya.

Sebab dirinya hanya mendapat cerita-cerita tersebut yang diceritakan oleh orang tuanya maupun kakeknya dan sesepuh bahwa nama Bantaian itu diambil dari pembersihan anggota maupun simpatisan PKI ditahun 1965-1967. 

“Menurut ceritanya seperti itu. Sebelum PKI, di lokasi danau dan berbukit itu tempat pejuang kita menunggu untuk membantai pasukan Belanda yang akan masuk Muara Enim,” ujar Dodi, Kamis 29 September 2022.

BACA JUGA:Terdakwa Diklat Siapkan Bukti Baru

Dulunya Bantaian itu daerah tertutup dan tidak ada pemukiman sama sekali. Hanya akses jalan sebelah kiri danau dan sebelah kanan bukit kecil. Hingga saat ini, Danau tersebut yang katanya menjadi saksi bisu tumpah darah atas pergolakan politik kala itu.

“Menurut cerita masih kecil dulu. Tempat tersebut (Danau) kiriman buangan atau pembersihan PKI. Sesama mereka saling bantai, siapa yang meninggal dibuang ke danau. Maka dinamakan Bantaian, baik dari zaman Belanda dan zaman PKI kala itu. Dan sampai sekarang cerita itu masih ingat,” katanya.

Jika mengingat masa kecil dulu, kata dia, dirinya bersama teman-teman sebayanya sering mamancing ikan di danau tersebut dan pernah menemukan tulang dan tengkorak manusia. “Kalau diingat-ingat merinding,” kenangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: