Teknologi Sportivitas
--
Di Formula 1 apalagi. Ketika ada dua pembalap bersenggolan, tim wasit bisa menggunakan banyak kamera untuk melakukan penilaian. Termasuk kamera dari masing-masing mobil yang bisa menunjukkan gerakan tangan pembalap ketika insiden terjadi.
BACA JUGA:Bagaimana Nasib Aji Santoso? Usai Persebaya Kalah Beruntun
Tentu saja, sekali lagi, ini masih belum sempurna. Keputusan akhir tetap harus dibuat oleh manusia. Tapi, teknologi bisa banyak membantu mengedukasi penonton/pemirsa. Juga komentator, yang punya peran penting menjelaskan apa yang terjadi untuk para pemirsa.
Dengan teknologi, berlangsungnya pertandingan jadi lebih transparan, lebih komunikatif. Komentator jadi punya materi yang faktual, tidak asal njeplak apalagi bicara soal hal-hal yang tidak ada kaitan dengan action di lapangan.
Saya hanya bisa bermimpi, apakah kelak sepak bola akan ikut menggunakan teknologi agar pertandingannya lebih transparan lagi. Dan itu bukan sekadar VAR. Tidak cukup dengan tambahan teknologi 3D semi otomatis untuk mendeteksi offside yang akan mulai diterapkan di Piala Dunia 2022 di Qatar.
Bayangkan, kita menonton sepak bola. Dan jam/stopwatch yang dipakai wasit terkonek dengan layar tayangan. Setiap kali wasit menghentikan waktu, semua yang menonton tahu. Dengan demikian, tidak perlu menebak-nebak, ada berapa menit waktu yang diberikan sebagai tambahan. Apa yang dipikir wasit, sama dengan yang dilihat penonton. Komentator juga bisa menggunakannya sebagai bahan komunikasi dan edukasi.
Bayangkan, kita menonton sepak bola. Ketika ada wasit meniup peluit, dia langsung menyalakan mic, lalu menyampaikan secara jelas apa pelanggaran dan kenapa sanksinya kartu kuning atau merah. Atau kenapa tidak perlu diberi kartu. Kalau semua sesuai aturan, komentator bisa membahas secara intelektual. Penonton/pemirsa bisa mendapat informasi langsung. Bukan berdebat tidak karuan setelah pertandingan seperti sekarang.
Bayangkan, kalau ada gol yang kontroversial atau dianulir. Wasit akan berdiskusi dengan para asistennya, melihat tayangan ulang dari berbagai sudut pandang, sebelum mengkonfirmasi keputusannya (yang diumumkan menggunakan mic untuk didengar semua).
Toh, ketika gol itu terjadi, situasi pertandingan terhenti. Beberapa menit review tidak akan mengganggu kalau itu memastikan kualitas keputusan dan kualitas hasil pertandingan.
Komentator pun bisa menggunakannya sebagai bahan yang akurat, kemudian menyampaikan dengan lebih tegas ke penonton. Bukan pura-pura tidak tahu atau seolah tidak menghiraukan.
BACA JUGA:Persebaya Sudah Tiga Kali Kalah, Kali Ini Lawan Klub Papan Bawah, Bonek Ricuh Bench Digulingkan
Dengan cara ini, saya yakin hasil akhirnya adalah edukasi efektif untuk jutaan penggemar sepak bola. Karena dengan teknologi dan data, perdebatan usai pertandingan bisa lebih berkualitas dan tidak toxic. Juga memaksa semua yang terlibat di pertandingan jadi lebih berkualitas...
Fair dan sportivitas dan kemajuan positif akan menjadi dampak. Bukan sesuatu yang harus disabari selama bertahun-tahun, entah sampai kapan... (azrul ananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: