Persaingan Masuk PTN 2023 Bakal Semakin Ketat
Maba di kampus ITS (SBMPTN Info) --
Ketua Satuan Admisi Unesa Dr Sukarmin juga siap mengikuti arahan yang diberikan. Teknis perubahan tes masuk bakal dipelajari mulai sekarang.
”Untuk seleksi tes atau SBMPTN, kami akan mempelajari sepenuhnya dan mengikuti kebijakan yang ada,” imbuhnya.
BACA JUGA:Terbukti Terima Suap Jual Beli Suara Pileg, Komisioner KPU Prabumulih Dihukum 3,5 Tahun Penjara
Sementara itu, SNMPTN atau seleksi melalui jalur prestasi bakal disesuaikan lagi. Selain memperhitungkan prestasi dan rata-rata nilai rapor, komponen minat dan bakat perlu diperjelas.
”Nah, secara internal, kami akan menyiapkan formulasi penentuan komponen untuk penggali minat dan bakatnya itu,” ucapnya.
Seperti apa komponennya, Karmin memastikan bahwa konsepnya akan dikoordinasikan dengan panitia nasional.
Adapun pada seleksi mandiri, Admisi Unesa akan mengembangkan sistem yang lebih transparan. Daya tampung, metode seleksi, dan besaran biaya pendidikan bakal dipaparkan di berbagai media komunikasi Unesa.
”Jadi, calon mahasiswa juga tidak lagi kebingungan,” katanya.
Di sisi lain, Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan bahwa tes skolastik sudah dilakukan banyak negara maju sejak lama.
Karena itu, menurut dia, tes skolastik tepat apabila dipakai sebagai seleksi masuk PTN di Indonesia. Tes itu akan berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang selama ini dilakukan.
”Sekarang hanya akan ada satu tes, yaitu tes skolastik. Tes skolastik ini adalah yang sulit, sangat sulit juga. Karena memang harus tes yang sulit,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di kompleks parlemen kemarin. Dia menambahkan, tes skolastik memiliki tingkat kerumitan soal yang lebih sulit.
Sementara itu, Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Totok Amin Soefijanto menuturkan, transformasi dari beberapa bentuk seleksi masuk kampus negeri tersebut sudah baik. Sebagian besar mengadopsi prinsip-prinsip yang digunakan dalam seleksi masuk perguruan tinggi di luar negeri.
Misalnya, di Amerika Serikat yang memfokuskan pada kemampuan berpikir kritis.
Kendati begitu, Totok mengingatkan agar pemerintah tetap memprioritaskan upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap seleksi masuk PTN.
Selain itu, perlu dicermati potensi-potensi kecurangan yang bisa muncul dari skema baru tersebut. Misalnya, standar evaluasi dari aspek minat dan bakat yang dijadikan komponen persentase untuk seleksi masuk PTN jalur prestasi. Menurut Totok, hal itu cenderung subjektif.(jpg/jawapos/sbmptn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: