Inflasi di Bulan Juli 2022 Mengalami Penurunan

Inflasi di Bulan Juli 2022 Mengalami Penurunan

Erwin Soeriadmadja. Foto : istimewa --

SUMEKS.CO, PALEMBANG - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumsel pada bulan Juli 2022 mengalami inflasi sebesar 0,76 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,89 persen (mtm).

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi.

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK Juli 2022 tercatat sebesar 6,26 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi regional Sumatera yang sebesar 6,43 persen (yoy).

"Inflasi nasional pada bulan Juni 2022 tercatat sebesar 4,94 persen (yoy)," kata Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Erwin Soeriadimadja, Rabu (3/8).

BACA JUGA:Jangan Kaget, Komoditas Ini Kerek Angka Inflasi Sumsel Juni 2022

Lanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,64 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,52 persen (mtm). Inflasi didorong oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas subkelompok makanan seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan tomat.

Peningkatan harga komoditas hortikultura tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi di beberapa daerah sentra produksi yang mengakibatkan hasil panen tidak optimal.

"Peningkatan biaya input produksi seperti pupuk juga turut mendorong kenaikan harga komoditas ini," tambahnya.

Sedangkan, kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan yang didorong oleh kenaikan harga jagung secara global. Selain itu, kelompok transportasi juga mengalami inflasi sebesar 1,35 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,14 persen (mtm).

BACA JUGA:Inflasi dan PMI terkendali, Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi

Inflasi kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara yang naik rata-rata sebesar 17,54 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,135 persen.

Selain itu, inflasi pada kelompok ini juga didorong oleh komoditas bensin dan solar yang mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 0,19 persen (mtm) dan 0,58 persen (mtm).

Peningkatan inflasi angkutan udara didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat ditengah libur sekolah serta HBKN Iduladha, supply armada yang masih terbatas, serta kenaikan harga bahan bakar pesawat.

Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih terkendali. Upaya yang dilakukan antara lain dengan optimalisasi kemandirian pangan melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, perluasan lahan komoditas hortikultura seperti cabai merah dan bawang merah di sentra produksi antara lain Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir secara bertahap sampai dengan bulan November.

"Hal tersebut dilakukan dengan optimalisasi kemandirian pangan," pungkasnya. (ril/edy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: