Cuaca Tak Menentu, Derita Petani Karet Makin Panjang

Cuaca Tak Menentu, Derita Petani Karet Makin Panjang

Petani karet di Kabupaten Pali sedang menyadap karet.-Heru-

SUMEKS.CO, PALI - Derita petani karet di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), saat ini kian bertambah. 

Selain diterpa harga getah karet yang alami penurunan serta harga bahan pokok yang mencekik, derita petani karet diperparah dengan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini.

"Hujan merupakan suatu anugrah yang diturunkan Tuhan, tapi tidak bagi kami kalau turunnya di pagi hari," ujar Chandra, salah satu petani asal Talang Ubi, Rabu (27/7).

Cuaca yang tidak menentu, menurut pria yang telah memiliki dua orang anak itu merupakan musibah yang menambah penderitaannya ditengah himpitan kondisi ekonomi saat ini. 

BACA JUGA:Harga Sembako Naik, Disdagprin PALI Operasi Pasar

"Kami terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang atau berhemat agar pendapatan kami bisa cukup memenuhi kebutuhan hidup. Tapi kadang kami terpaksa berhutang ke tetangga agar kami bisa makan karena penghasilan yang didapat tidak mencukupi," katanya.

Sama halnya diutarakan Sakim, petani karet lainnya yang mengaku pendapatannya kali ini kembang kempis akibat cuaca tidak menentu. 

"Penghasilan Kami hanya cukup beli beras dan bumbu dapur. Untuk lauknya, kadang Kami mencari pucuk daun yang bisa di makan lantaran produksi getah Kami sangat minim," keluhnya. 

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Ahmad Jhoni SP MM menyarankan agar petani jangan terpaku hanya pada tanaman karet. Sehingga saat pohon karet tidak bisa disadap atau harganya merosot, perekonomian petani bisa ditopang dengan adanya penghasilan lain. 

BACA JUGA:Pengantin Pria Kabur ke Lampung, Sempat Ngekos dan Kerja di Distro

"Petani mesti mendapatkan penghasilan sampingan dengan mudah. Misalnya memanfaatkan pekarangan rumah dengan ditanami pohon cabai atau sayuran. Hal itu akan membantu perekonomian petani apabila tanaman di pekarangan rumah sudah menghasilkan," sarannya.

Ditambahkanya, bahw pemerintah kabupaten PALI dalam membantu petani telah meluncurkan berbagai program yang bertujuan meningkatkan perekonomian petani, terlebih pasca pandemi Covid-19.

"Ada program kampung hortikultura, kampung buah dan kampung anggur. Pada program itu, pemerintah dalam merangsang pemanfaatan pekarangan rumah membagikan bibit untuk ditanam," terangnya. 

Bukan hanya dari pemerintah kabupaten PALI, Ahmad Jhoni juga menyatakan bahwa ratusan kepala keluarga di wilayah yang menjadi lingkup ruang kerjanya telah mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi Sumatera Selatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: