Ini Alasan Menlu Ukraina tak Hadir di Bali

Ini Alasan Menlu Ukraina tak Hadir di Bali

Dmytro Kuleba (kanan). foto: REUTERS/Gleb Garanich/HP/djo --

SUMEKS.CO, DENPASAR - Seluruh Menteri Luar Negeri G20 atau G20 Foreign Ministers’Meeting (FMM) melakukan pertemuan di Nusa Dua, Badung, Bali.

Semua menteri luar negeri (Menlu) G20 hadir secara fisik di Bali. Dari puluhan Menlu yang hadir, hanya Ukraina yang tidak mengirimkan wakilnya secara langsung ke Bali.

Ukraina sebagai salah satu negara yang diundang oleh Indonesia memilih hadir secara virtual. Menurut Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani, Menlu Ukraina Dmytro Kuleba tidak bisa hadir secara fisik dalam pertemuan yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 7-8 Juli 2022, karena alasan kesehatan. “Namun, kita cukup bangga bahwa pada saat Presidensi G20 Indonesia banyak menlu yang hadir (secara fisik),” kata Dian Triansyah Djani di Nusa Dua.

Dian mengatakan bahwa kehadiran seluruh menlu negara G20 dalam pertemuan itu merupakan hasil diplomasi Indonesia yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua negara berpartisipasi meski di tengah konflik Ukraina dan Rusia. Menurut Dian, Indonesia selalu berusaha membuat semua negara merasa nyaman untuk berpartisipasi dalam pertemuan apa pun, dengan begitu mereka bisa mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian bersama.

“Dengan mereka datang semua, it is a good thing jadi mereka bisa membahas segala hal yang menjadi permasalahan (global) saat ini dengan nyaman,” ujar Dian.

Ada dua isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini, yaitu penguatan multilateralisme serta ketahanan pangan dan energi. Dian mengatakan bahwa isu pangan dan energi selalu dibahas dalam berbagai pertemuan G20 di bawah presidensi Indonesia.

Menurutnya, isu tersebut menjadi agenda penting bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina yang memicu peningkatan harga pangan dan energi karena terhambatnya pasokan. Dengan berkumpulnya para menlu dalam FMM G20, diharapkan kelompok tersebut bisa melakukan diskusi yang produktif untuk mendorong kerja sama konkret ke depan guna menangani isu pangan dan energi. “Indonesia akan selalu mendorong kolaborasi dan kerja sama untuk menjawab tantangan dunia,” beber Dian.

G20 terdiri dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa. Sebagai tuan rumah FMM tahun ini, Indonesia mengundang 10 negara di luar G20, yakni Ukraina, Spanyol, Belanda, Singapura, Kamboja, Senegal, Suriname, Fiji, Rwanda, dan Uni Emirat Arab.

Sebanyak 10 organisasi internasional juga diundang dalam pertemuan tersebut yaitu PBB, ADB, FSB, ILO, IMF, IsDB, OECD, WB, WHO, dan WTO.

Dari berbagai undangan tersebut, Suriname menyatakan tidak bisa hadir karena ada isu di dalam negerinya. Menlu Inggris Elizabeth Truss meninggalkan Bali lebih awal dan kembali ke London menyusul mundurnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis kemarin. (antara/lia/dom/jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: