Tanpa Sakit
Oleh Dahlan Iskan IA DOKTER Ia tidak mau jadi spesialis Kakak adiknya 4 orang sudah menjadi dokter spesialis semua Mereka pun mendesaknya agar ia sekolah lagi untuk menjadi spesialis Dokter Agus Fahrudin Farid bergeming Untung saya tidak mau sekolah lagi ujarnya bercanda Kalau saya jadi spesialis saya tidak bisa bisnis seperti sekarang tambahnya Agus memilih tetap jadi dokter umum saja Tapi bisa berbisnis Yang penting akhirnya tidak kalah sukses dengan saudara saudaranya Kini dr Agus memiliki 5 rumah sakit Bulan lalu ia membeli rumah sakit yang ke 5 itu Terkenal sekali Di Sidoarjo RS Delta Surya Dekat pintu tol Langkahnya di Delta Surya itu sekaligus sebagai pertanda sejarah Yakni berakhirnya sejarah perkongsian bisnis antar dokter Khususnya di bisnis rumah sakit Di zaman masih menjadi wartawan di lapangan dulu saya sering mendengar ini sejumlah dokter bergabung mendirikan rumah sakit Saya mengikuti pembicaraan mereka ketika itu Yakni pembicaraan kegelisahan mengapa dokter selalu hanya diperalat oleh pemodal Mereka pun berontak Ingin mandiri Maka mereka mencari jalan agar dokter tidak hanya jadi buruh Rumah sakit tanpa dokter bukanlah rumah sakit Kenapa bukan dokter sendiri yang jadi pemilik rumah sakit Kesadaran itu begitu tinggi Tapi mendirikan rumah sakit perlu modal besar Tidak ada dokter yang mampu Sendirian Kala itu Dicarilah jalan keluar perkongsian Antar dokter sendiri Dalam hal Delta Surya ada 18 dokter yang bergabung sebagai pemegang saham Ditambah 4 pejabat tinggi setempat Rupanya hanya untuk menambah kelancaran perizinan Di zaman itu Model kerja sama seperti itu tidak hanya di Sidoarjo Bahkan bisa jadi Sidoarjo bukan yang pertama Sudah banyak di kota kota lain Di Bogor Di Tuban Dan mungkin juga di kota Anda Zaman itu adalah musim semi dokter berkongsi untuk menjadi juragan di dunianya sendiri Musim semi pindah ke musim panas Di negara negara 4 musim perpindahan musim semi ke musim panas terjadi dalam empat bulan Musim semi perkongsian antar dokter lebih panjang Lebih lima tahun Tapi perubahan musim di perkongsian itu tidak hanya di udara juga di cuaca Cuaca di dalam hati Hati mereka menjadi panas Terutama karena bisnis ternyata punya hukumnya sendiri Mendiagnosis sakitnya rumah sakit ternyata tidak bisa dengan stetoskop Kerukunan di masa bulan madu pun berubah menjadi cekcok Di mana mana Ada yang sampai ke polisi Ke jaksa Ke pengadilan Perlu dokter spesialis yang sangat spesial untuk bisa menyehatkan RS Delta Surya Yang sudah parah Saling gugat Di sinilah spesialisasi dokter umum seperti dr Agus diperlukan Ia turun tangan Ia membeli rumah sakit itu Lebih dari Rp 300 miliar Semua pemegang saham pun senang Dapat harga baik Dan yang penting tidak bertengkar lagi Tidak makan hati lagi Untungnya dr Agus masih dokter Lulusan Unair 1990 Satu almamater dengan semua saudara kandungnya Di Bogor lain lagi Dokter spesialis yang menyelamatkan RS milik para dokter di Bogor adalah Mayapada Jadilah RS Bogor Medical Center yang terkenal itu milik konglomerat Datuk Tahir menantu konglomerat Mochtar Riyadi Dalam hal membeli rumah sakit dr Agus ternyata telah benar benar menjadi spesialis Sebelum membeli Delta Surya 110 bed ia sudah membeli dua rumah sakit lebih kecil Yang satu juga dimiliki para dokter Di kota Krian RS Krian Husada Satunya lagi dimiliki pengusaha di sisi barat Sidoarjo RS Arofah Medika Sukodono kini jadi RS Arofah Anwar Medika Anwar adalah nama kakek dr Agus Sang kakek adalah kiai kampung di situ Juga petani dengan sawah yang luas Sedang ayah dr Agus seorang guru SD Juga pemilik toko mracangan di rumahnya yang juga rumah sang kakek Yakni rumah tepi sawah di desa Balongbendo dekat Krian Belakangan sawah itu dilewati jalan baru Lebar sekali by pass Krian Posisi sawah itu berubah drastis Menjadi sangat strategis Kini lebih hebat lagi Tidak jauh dari ujung by pass itu ada mulut jalan tol baru Mojokerto Gresik Lamongan Yang di tengahnya lagi dibuat akses tambahan Agar bisa terhubung dengan tol Surabaya Jakarta yang melintas di bawahnya Kiai Anwar punya sawah 5 hektare di desanya itu Sawah itulah yang berubah menjadi aset berharga di pinggir by pass Di situlah dr Agus membangun tempat praktik Di dekat rumah kakeknya Pasiennya luar biasa banyak Ia disenangi masyarakat Sejak lahir SD sampai SMP ia memang sekolah di desa itu SMA nya pun di Krian Bahkan ketika kuliah di Unair Surabaya ia tetap tinggal di Krian pulang pergi ikut kereta komputer Itu lebih murah daripada kos di Surabaya Dan lagi ia memang sudah menyatu dengan desa itu Istrinya pun dari desa itu Sang istri juga kuliah di Unair ekonomi Juga naik kendaraan umum seperti dr Agus Hubungan dr Agus dengan masyarakat desa itu sudah seperti keluarga besar Ia tahu siapa yang harus digratiskan ketika ke tempat praktiknya Suatu saat ia melirik salah satu pasiennya membuka laci mejanya Si pasien mengambil uang dari laci itu Dokter Agus pura pura tidak melihat Pasti orang itu sangat perlu uang Toh yang diambil uang kecil ujarnya Kalau diambil semua ya saya ngamuk tambahnya lantas tertawa Dari sekadar tempat praktik dr Agus bikin klinik kecil Berkembang ke klinik besar Akhirnya berdiri rumah sakit 120 bed Type C Awalnya dr Agus ingin mencantumkan nama ayahnya sebagai nama rumah sakit Adzim Medika Abdul Adzim Tapi ayahnya itu ketika itu masih hidup Nama RS aturan saat itu tidak boleh diambil dari orang yang masih hidup Kebetulan Sang Kakek sangat memuji cucu yang bernama Agus itu Diam diam Dokter Agus pernah mencuri dengar omongan kakeknya kepada neneknya Tentang pujian sang kakek itu Kelak di awal tahun 2000 an ketika dr Agus membangun masjid di kompleks rumah sakit itu nama sang ayah jadi nama masjid itu Al Adzim Sebagai rumah sakit di pinggir jalan by pass Anwar Medika sering menerima korban kecelakaan Itu merangsang dr Agus untuk melengkapi rumah sakitnya dengan fasilitas forensik Jadilah korban kecelakaan di seluruh kawasan Sidoarjo Krian Mojokerto diforensik di Anwar Medika Kelebihannya hasil forensik di situ bisa keluar dalam 1 atau 2 jam Tidak lagi 24 jam seperti ketika terpusat di Surabaya Musim semi dan musim panas sudah lewat Masuklah musim gugur Rumah rumah sakit hasil kerja sama para dokter berguguran Orang seperti dr Agus tinggal menadahi guguran guguran itu Demikian juga konglomerat seperti grup Mayapada Dokter Agus memang mengajak 4 dokter lain menjadi pemegang saham di Anwar Medika Tapi 4 orang itu kakak adiknya sendiri Dan lagi saham di situ tidak dibagi rata Dokter Agus memegang 52 persen Dengan demikian tidak akan ruwet Ada pemegang veto di rumah sakit itu dr Agus sendiri Setelah membeli 3 rumah sakit dr Agus mendirikan universitas Di tanah sawah lima hektare itu Universitas Anwar Medika Ia merintisnya sejak beberapa tahun lalu Wujud awalnya sekolah tinggi Semua jurusannya di bidang kesehatan keperawatan farmasi laboratorium dan kebidanan Dengan menjadi universitas ia menambahkan jurusan bisnis informatika manajemen dan segera membuka fakultas kedokteran Izinnya lagi diurus katanya Ke depan dr Agus akan mengembangkan program Sehat Tanpa Sakit Ia masih merahasiakan sistem baru yang akan dikembangkan itu Tapi ia sudah mulai mencoba metode pengobatan untuk rambut kulit dan peremajaan sel tanpa stem cell Tidak takut jadi masalah seperti dokter Terawan tanya saya Saya tidak menemukan obat baru kok Saya hanya menemukan cara mengatasi semua itu katanya Tentu saya ingin menjelaskan semua itu Suatu saat nanti Terutama kalau saya sudah menjalaninya sendiri Kapan kapan Dahlan Iskan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: