Uji Tanggap Darurat, Bandara SMB II Palembang Libatkan 100 Personel dalam Latihan Keamanan Penerbangan

Bandara SMB II Gelar Latihan Penanggulangan Keamanan dan Keadaan Darurat Skala Penuh--
Palembang, sumeks.co- Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang kembali menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat dan keamanan skala penuh (full scale exercise) yang melibatkan lebih dari seratus personel lintas instansi.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu malam ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh unsur dalam menghadapi potensi ancaman dan kondisi darurat di lingkungan bandara.
Latihan yang menjadi agenda rutin dua tahunan ini diatur berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan serta peraturan dan pedoman dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Bandara SMB II ingin memastikan bahwa seluruh prosedur penanganan keadaan darurat baik yang berkaitan dengan keamanan maupun keselamatan penerbangan dapat berjalan cepat, tepat, dan terkoordinasi.
Dalam latihan kali ini, tim gabungan dihadapkan pada dua skenario besar. Skenario pertama menggambarkan adanya upaya penyanderaan terhadap awak kabin maskapai Musi Air oleh salah satu penumpang yang kecewa akibat keterlambatan penerbangan.
Basarnas, TNI AU, dan Polda Sumsel dalam latihan darurat Bandara SMB II--
BACA JUGA:Bandara SMB II Tambah Rute Internasional, Batik Air Resmi Layani Palembang–Kuala Lumpur
BACA JUGA:Telkomsel Permudah Pelanggan, Sediakan Layanan Roaming Internasional di Bandara SMB II Palembang
Situasi darurat tersebut menuntut kecepatan dan ketepatan langkah seluruh unsur keamanan bandara dalam menangani potensi ancaman terhadap keselamatan penumpang dan kru pesawat.
Begitu laporan diterima, General Manager Bandara SMB II, R. Iwan Winaya Mahdar, selaku Ketua Komite Keamanan dan Penanggulangan Keadaan Darurat Bandara, langsung mengaktifkan Airport Emergency Committee (AEC).
Komite ini terdiri dari berbagai unsur, termasuk Lanud TNI AU Sri Mulyono Herlambang, DVI Polda Sumsel, Airnav Indonesia, Basarnas, BPBD, Balai Karantina Kesehatan, PMI, Rumah Sakit rujukan, hingga Politeknik Penerbangan (Poltekbang).
Skenario kemudian berkembang menjadi insiden kedua: sebuah pesawat Musi Airline dengan rute CGK–PLM mengalami hard landing yang berujung pada ledakan dan kebakaran di landasan.
Dalam simulasi ini, sejumlah penumpang digambarkan mengalami luka berat dan ringan, sementara tim penyelamat harus mengevakuasi korban dalam waktu terbatas sebelum api menjalar ke badan pesawat secara keseluruhan.
Dalam pernyataannya, R. Iwan Winaya Mahdar menjelaskan bahwa latihan ini dirancang untuk menguji tiga aspek utama, yakni komando, koordinasi, dan komunikasi antar seluruh anggota komite darurat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: