Menurutnya, meskipun anggaran kegiatan tidak besar, Sanggar Musi Wedding Gallery mampu menyelenggarakan acara selama tiga hari dengan jumlah peserta yang melampaui perkiraan awal.
Kristanto mendorong sanggar, komunitas, maupun perorangan yang memiliki gagasan tentang kebudayaan Sumatera Selatan untuk berani menginisiasi kegiatan serupa, agar ekosistem seni dan budaya terus bertumbuh dan berkembang.
BACA JUGA:Lestarikan Olahraga Tradisional di Muara Enim, Gelar Festival Layang-Layang
BACA JUGA:Aswen dan Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan: Pelestari Senjata Tradisional Lahat
"Teman-teman disini memiliki jiwa seni yang luar biasa. mudah-mudahan kehadiran kita Balai Pelestarian Kebudayaan makin menambah marak. Kesenian itu kan sebetulnya lahir dari kehidupan di masyarakat. Nantinya dikemas dengan lebih baik dan lebih luas, sehingga bisa mewakili negara".
Melalui workshop dan pertunjukan ini, Sanggar Musi Wedding Gallery Palembang membuktikan perannya sebagai ruang belajar, ruang temu, sekaligus ruang apresiasi seni tari daerah.
Kegiatan ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan tari tradisional dan kreasi di tengah perubahan zaman.