Usai pertandingan, Pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri tak menutupi kekecewaannya. Ia menyoroti performa anak asuhnya di babak pertama yang dinilai jauh dari harapan, terutama dalam menjaga fokus pada momen krusial.
“Hasil yang kurang baik untuk kita. Di babak pertama, jujur kita bermain tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sangat disayangkan di akhir babak pertama ada throw in dari Filipina dan bola tersebut membuat kita kebobolan. Ini tidak sesuai dengan latihan kita, siapa yang menjaga siapa,” ujar Indra dalam sesi konferensi pers.
Menurut pelatih asal Sumatera Barat itu, kesalahan kecil dalam turnamen sekelas SEA Games bisa berujung fatal. Ia menegaskan bahwa evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh, khususnya di sektor organisasi bertahan.
Memasuki babak kedua, Indra Sjafri melakukan perubahan signifikan. Frengky Missa, Robi Darwis, Toni Firmansyah, dan Rahmat Arjuna dimasukkan untuk menambah intensitas dan variasi serangan. Hasilnya, Indonesia tampil jauh lebih agresif dan mendominasi penguasaan bola.
BACA JUGA:Sempat Tertinggal, Timnas Putri Indonesia Balikkan Keadaan, dan Taklukkan Singapura 3 -1
Peluang demi peluang tercipta, termasuk pada menit ke-68 saat Ivar Jenner menyambar bola hasil second ball dari sepak pojok. Namun, Guimaraes kembali menunjukkan kualitasnya dengan menangkap bola sempurna.
Hingga 10 menit terakhir, Filipina makin menumpuk pemain di lini belakang, memaksa Indonesia menyerang lewat sisi sayap dan tembakan jarak jauh.
Sayangnya, efektivitas menjadi masalah utama. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 0-1 tak berubah dan Indonesia harus rela kehilangan poin perdana.
“Kita menguasai pertandingan di babak kedua, tapi tidak bisa memanfaatkan peluang menjadi gol,” kata Indra menambahkan.
Masih Adakah Peluang Lolos ke Semifinal?
Kekalahan dari Filipina membuat posisi Timnas Indonesia berada di ujung tanduk. Namun, peluang lolos ke semifinal SEA Games 2025 belum sepenuhnya tertutup.
Indonesia masih menyisakan satu laga krusial melawan Myanmar pada Jumat 12 Desember 2025.
Indra Sjafri menegaskan fokus tim sepenuhnya kini tertuju pada laga tersebut. “Saya lebih fokus bagaimana caranya menang melawan Myanmar. Karena kemenangan itu penting. Hasil tim lain kita tidak bisa mengatur,” tegasnya.
Secara hitung-hitungan, Indonesia masih bisa lolos sebagai runner-up terbaik dari tiga grup yang ada. Syarat utamanya jelas: wajib menang atas Myanmar. Jika itu tercapai, Indonesia akan finis sebagai runner-up Grup C dengan tiga poin. Tapi masih ada syaratnya?
Dalam skenario tersebut, nasib Garuda Muda bergantung pada hasil Grup A dan B. Indonesia berharap Thailand mampu mengalahkan Singapura di Grup A agar runner-up grup ditempati Timor Leste dengan selisih gol inferior. Jika Singapura menang, situasi menjadi jauh lebih rumit karena ketiga tim akan memiliki poin yang sama.