SUMEKS.CO — Kabupaten Lahat kembali mencatat prestasi di tingkat nasional setelah meraih Piagam Penghargaan Daerah Berkinerja Baik dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri dan diterima oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lahat yang mewakili pemerintah daerah.
Penghargaan ini diumumkan bersamaan dengan kegiatan Diseminasi Hasil Penandaan, Pelacakan dan Evaluasi Anggaran Intervensi Gizi yang digelar Kementerian Dalam Negeri melalui Ditjen Bina Pembangunan Daerah di Green Forest Bogor, Selasa (25/11/2025). Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan dari 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Kemendagri menegaskan pentingnya peran strategis Sekda dalam memastikan keberlanjutan program penurunan stunting, mulai dari pengendalian administrasi, sinkronisasi perencanaan, hingga memastikan efektivitas anggaran intervensi spesifik maupun sensitif.
BACA JUGA:Bupati Lahat: SDM Berkualitas Dukung Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan
BACA JUGA:Pemkab Lahat Dukung Ketahanan Pangan dan Swasembada Pangan di Bumi Seganti Setungguan
Sekda dinilai menjadi sentral dalam menjamin koordinasi lintas perangkat daerah berjalan optimal.
Kehadiran Sekda Lahat dalam kegiatan tersebut menjadi bentuk komitmen Pemkab Lahat memperkuat tata kelola, integrasi data, serta penganggaran penanganan stunting.
Sekda juga mengikuti sesi koordinasi teknis terkait transformasi kebijakan dari delapan menjadi tujuh aksi konvergensi stunting yang mulai diterapkan pada periode 2025–2029.
“Penghargaan yang diterima Kabupaten Lahat diberikan setelah melalui proses penilaian terhadap 197 daerah berdasarkan kinerja penurunan stunting sepanjang 2024,” ujar Kadis Kominfo Lahat, Ety Listina SP.
BACA JUGA:Bupati Lahat Tinjau Tebat Besak, Dorong Penguatan Ketahanan Pangan Desa
Menurut Ety, capaian ini semakin memotivasi Pemkab Lahat di bawah kepemimpinan Bupati H. Bursah Zarnubi dan Wakil Bupati Widya Ningsih SH MH untuk terus memperkuat sinergi lintas perangkat daerah guna menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.
Penguatan peran camat, lurah, dan kepala desa dalam analisis situasi juga menjadi fokus untuk meningkatkan kualitas data dan intervensi di lapangan.