BACA JUGA:Sony Kejutkan Pengguna, Android 16 Digulirkan ke Xperia 1 VI, Ini Perubahannya
Ada beberapa faktor besar yang menyebabkan ponsel Sony resmi menarik diri dari pasar smartphone Indonesia:
1. Harga Tinggi, Pasar Sangat Sensitif Harga
Ponsel Sony Xperia selalu diposisikan sebagai produk kelas premium. Saat pesaing seperti Oppo, Xiaomi, Realme, dan Vivo menawarkan spesifikasi serupa dengan harga jauh lebih murah, konsumen Indonesia beralih. Sony tidak mampu bersaing di segmen harga Rp2–5 juta yang sangat diminati.
2. Minim Promosi dan Distribusi
Berbeda dengan brand Tiongkok yang agresif lewat influencer, promosi digital, dan toko fisik, smartphone Sony justru minim strategi pemasaran. Banyak calon konsumen bahkan tidak menyadari Sony masih memproduksi smartphone baru.
3. Desain Kurang Mengikuti Tren Pasar
Saat tren bezel tipis dan layar full display mendominasi, ponsel Sony bertahan dengan desain klasik dan bezel tebal. Ini membuat produk mereka tampak ketinggalan zaman di mata konsumen umum, meski secara performa tetap premium.
4. Tidak Memenuhi Aturan TKDN
Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia memberlakukan aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) minimal 30- 40 persen untuk perangkat 4G yang dijual resmi di Indonesia.
Ponsel Sony tidak memiliki fasilitas produksi atau perakitan di Indonesia. Untuk membuka pabrik, biaya investasinya dianggap tidak sebanding dengan potensi penjualan.
BACA JUGA:Sony Xperia 10 VII Bocor! Bawa Snapdragon 6 Gen 3, Android 15 dan Desain Baru yang Lebih Gahar
BACA JUGA:Sony Xperia 1 VII: Perangkat Flagship dengan Kombinasi Performa Tinggi, Kamera Profesional!
5. Layanan Purna Jual dan Jaringan Toko Terbatas
Tidak seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo yang punya pusat servis dan toko resmi di berbagai kota besar, Sony tidak membangun ekosistem distribusi dan servis yang kuat di Indonesia.
6. Keputusan Global: Indonesia Masuk “Defocus Market”