Prof Dr Sri Rochana menegaskan bahwa Tri Puji merupakan salah satu mahasiswa bimbingannya yang produktif, karena hampir setiap tahun menerbitkan karya ilmiah dan karya seni terkait Teater Dulmuluk.
BACA JUGA:HUT ke-80 KAI Divre III Palembang, Pempek Jadi Simbol Persatuan dan Pelestarian Budaya
BACA JUGA:Sawahlunto Jadi Tuan Rumah Simposium Global, Bukit Asam Tbk Dukung Pelestarian Warisan Budaya
Dalam suasana yang akrab, Prof. Sri Rochana bahkan mempersilakan Tri Puji untuk mempraktikkan secara langsung adegan bremas dan pantun khas Dulmuluk di depan para tamu dan penguji.
Momen tersebut disambut meriah dan mencairkan suasana ruang sidang yang penuh antusiasme dan tepuk tangan dari hadirin.
Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.Hum., turut menambahkan bahwa proses penelitian ini memerlukan ketekunan dan waktu panjang. Beliau mengaku selalu memberikan semangat kepada Tri Puji agar tidak kehilangan motivasi selama proses penyusunan disertasi.
“Saya selalu mengingatkan untuk tetap semangat, jangan kehilangan mood, terus berprogres. Dan hari ini hasilnya luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Sunardi, S.Sn., M.Sn., menyoroti proses bimbingan yang panjang dan mendalam, termasuk penelitian lapangan hingga ke National University of Singapore (NUS) untuk menelusuri dokumen dan validasi data sejarah pertunjukan Dulmuluk. Beliau menilai langkah tersebut menunjukkan komitmen akademik yang serius dari promovenda.
Dari sisi penguji, Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si., menyampaikan apresiasi atas topik penelitian yang dinilai unik dan penting. Prof. Dr. Nanik menilai bahwa keterlibatan langsung Tri Puji dalam pementasan Dulmuluk semalam suntuk, hingga pencarian arsip koran dari tahun 1970-an sampai periode modern, merupakan kerja riset yang luar biasa lengkap.
Namun, Prof. Dr. Nanik juga memberikan catatan bahwa pengalaman lapangan dan penelusuran data ke NUS sebaiknya turut dicantumkan secara eksplisit dalam naskah disertasi yang sangat tebal tersebut, agar memperkuat nilai dokumentasi akademiknya.
BACA JUGA:Agenda Agustusan: Gelar Festival Kesenian Islam 2025 Promosikan Seni dan Budaya Palembang
Sidang terbuka yang dipimpin oleh Ketua Dewan Penguji, Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn., dan Sekretaris, Prof. Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum., berlangsung dengan tertib dan penuh penghargaan akademik.
Turut hadir sekitar 50 tamu undangan, terdiri dari kolega, keluarga, mahasiswa pascasarjana, serta tamu umum yang datang khusus untuk menyaksikan prosesi sidang terbuka ini.
Menjelang akhir sidang, Ketua Dewan Penguji membacakan hasil rapat senat penguji. Berdasarkan hasil penilaian menyeluruh, Tri Puji Handayani dinyatakan lulus dengan predikat “Cumlaude” (dengan pujian) di usia yang tergolong muda 32 tahun. Keputusan ini disambut tepuk tangan hangat dari seluruh undangan.
Keberhasilan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan akademik Tri Puji Handayani yang kini resmi menyandang gelar Doktor Seni (Dr.) dan menjadi doktor seni termuda dari Palembang.