Setelah melalui proses identifikasi, ke-40 jenazah yang telah dikenali itu langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing.
Namun perjuangan belum berakhir. Masih terdapat 21 jasad dan lima potongan tubuh lainnya yang belum teridentifikasi. Tim DVI terus berupaya menyelesaikan tugas kemanusiaan ini secepat mungkin dengan tetap menjaga ketelitian.
Keluarga Korban Menunggu dengan Penuh Harap
Sementara itu, keluarga korban dan para wali santri masih bertahan di tenda pengungsian yang didirikan di halaman RS Bhayangkara Surabaya.
Tenda berukuran 6x12 meter itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristirahat, tetapi juga menyediakan berbagai kebutuhan dasar, termasuk makanan, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial.
Bahkan, pihak kepolisian dan relawan menyediakan *layanan pijat dan bekam gratis* bagi keluarga yang mengalami kelelahan fisik maupun mental selama menunggu proses identifikasi.
“Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi para keluarga korban agar mereka tetap kuat dan sabar dalam menghadapi situasi ini,” ungkap salah satu petugas dari BPBD Jatim.
Dalam masa transisi menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyerahkan tanggung jawab utama penanganan kepada BPBD Provinsi Jawa Timur.
Namun, BNPB memastikan tetap memberikan pendampingan berkelanjutan agar seluruh proses berjalan sesuai standar keselamatan.
Koordinasi lintas lembaga, mulai dari Polda Jatim, Pusdokkes Polri, BNPB, BPBD, hingga PDFI, terus dilakukan untuk memastikan semua korban dapat teridentifikasi dan dikembalikan kepada keluarga secepatnya.
Operasi identifikasi jenazah ini menjadi salah satu yang paling kompleks dalam beberapa tahun terakhir di Jawa Timur. Tim DVI Polda Jatim, bersama jajaran forensik gabungan, berkomitmen untuk menuntaskan seluruh proses dengan penuh kehati-hatian dan dedikasi tinggi.
“Setiap korban berhak dikenali dan dikembalikan kepada keluarganya. Kami akan terus bekerja hingga seluruh kantong jenazah berhasil diidentifikasi,” tutup Kombes Kusnan.