“Dari 2017 sampai dengan 2020, aku mengalami tindak kekerasan seksual. Yang mana itu adalah pengalaman pertama yang paling buruk membekas di ingatan ku sampai saat ini. Hampir setiap malam, aku menerima itu semua,” katanya.
“Aku pendam itu, dikarenakan aku takut untuk diusir. Saat itu usia ku masih menginjak 14 tahun. Biadapnya manusia memanfaatkan kelemahanku,” ungkapnya.
“Ia lulusan kampus dengan backgroundnya yang alim dan agamis. 5 waktu sholat tepat waktu, aku diancam jika mengadu. Dan aku takut saat itu, tidak ada yang bisa mendukung aku. Setiap hari, aku harus menerima perlakuan bejat manusia kelakuan iblis,” bebernya.
“Jika ditanya, pakaian ku. Aku tidak pernah memakai pakaian yang tidak sopan sedikitpun. Aku tinggal dengan orang juga tau diri. Bukan fisik yang lelah, batin ku seolah dicambuk bertubi tubi. Kejadian itu selalu dilakukan, setiap tengah malam. Antara jam 2 sampai mendekati waktu subuh,” katanya.
“Wallahi. Doaku saat ini di jawab oleh Allah. Mungkin setelah ini aku bakal ungkap dengan keluarga besarku. Aku salah, tidak speak up dari awal. Sampai memakan para korban lainnya. Ketahuilah, tidak mudah untuk aku mengutarakan hal ini,” tambahnya.
BACA JUGA:Mengaku Eyang Putri Kembang Dadar, Dukun Cabul di Palembang Tipu Daya Korban hingga Hamil 3 Bulan
BACA JUGA:Diduga Cabuli Murid, Oknum Guru Ngaji di Lahat Ditangkap Usai Keluarga Korban Lapor Polisi
Dirinya berharap, dengan ia speak up maka bisa dilihat oleh pelaku dan keluarga besarnya yang menurutnya egois menyuruh untuk sabar.
“Mohon untuk tidak memojokkan serta menghakimi ku atas apa yang telah terjadi. INI BUKAN AIB!!!!! Aku mulai detik ini berusaha untuk berani mengambil keputusan. Walau jika di ingat lagi trauma itu, aku akan bersuara jika aku diperlukan menjadi saksi serta korban,” tutupnya.