Sementara itu, Bayu Wahyudi selaku ketua tim menekankan pentingnya pengelolaan manajemen usaha.
Ia menyampaikan pelatihan pencatatan keuangan sederhana hingga pendampingan dalam proses legalisasi usaha.
Tim Pengabdian UM Palembang juga turut mengecek kelaikan alat pres singkong untuk kebutuhan industri rumah tangga--
"Kami akan membantu pelaku usaha untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta mengajukan sertifikasi halal agar produk kerupuk lebih dipercaya pasar," tegasnya.
Dalam kegiatan inti, Marisha Hastarina menyampaikan materi pertama terkait penerapan teknologi berupa penggunaan alat pemarut dan pengepres ubi kayu.
Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi sekaligus mengefisienkan waktu kerja dibandingkan cara manual yang selama ini digunakan.
Selanjutnya, Idealistuti memberikan materi pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari proses pengepresan singkong.
Hal ini penting agar usaha kerupuk tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara tim pengabdian dan warga.
Antusiasme peserta cukup tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar cara penggunaan alat, pengolahan limbah, hingga langkah mendapatkan izin usaha.
Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan berita acara serah terima alat pemarut dan pengepres ubi kayu kepada mitra binaan.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan pada tahun anggaran 2025.
Dengan adanya sosialisasi dan penerapan teknologi tepat guna ini, diharapkan industri rumahan kerupuk ubi kayu di Desa Sumber Agung dapat naik kelas.
Tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang legalisasi usaha serta memperluas akses pasar ke depannya.