SUMEKS.CO - Jumputan merupakan salah satu kain khas Sumatera Selatan yang telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Palembang serta daerah sekitarnya.
Kain ini dikenal dengan motif titik (bintik) tujuh dan juga varian jumputan gambo yang menggunakan pewarna alami dari gambir.
Di tengah perkembangan zaman, upaya pelestarian terus dilakukan agar kain jumputan tetap eksis, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai produk bernilai ekonomi.
Selain Palembang, Kabupaten Muara Enim juga aktif melestarikan kain jumputan. Pada Mei 2025 lalu, pemerintah daerah meluncurkan batik khas Muara Enim yang turut memperkaya kerajinan tekstil tradisional.
Acara tersebut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan, Ibu Febrita Lustia Herman Heru, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap keberlangsungan kain tradisional daerah.
Tidak hanya pemerintah, sektor swasta juga berperan penting dalam menjaga kelestarian budaya. PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (PT TeL) mengambil bagian melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pemberdayaan masyarakat. Pada 16–17 September 2025, PT TeL menggelar Pelatihan Jumputan di Gedung Learning Center TeL, Muara Enim.
Jumputan Sumatera Selatan Dilestarikan, CSR PT TeL Dorong Desa Jadi Kampung Kerajinan--
Pelatihan ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Muara Enim, Tim CSR PT TeL, serta peserta dari Desa Gerinam dan Kasih Dewa. Kegiatan tersebut menggandeng Persatuan Istri Karyawan (PIK) TeL sebagai pelaksana utama.
Dalam pelatihan, peserta diajarkan seluruh proses pembuatan kain jumputan mulai dari pembuatan pola, menjahit, mengikat, melipat, hingga pewarnaan dan pengeringan.
BACA JUGA:Duel Panas Final DBL 2025 Sumsel Sektor Putri: Smandala Mutiara Siap Hentikan Dominasi BSI Palembang
BACA JUGA:Jalintim Palembang-Betung Bergelombang, Pengendara Motor Tewas Ditabrak Truk dari Belakang
Dengan penuh semangat, peserta mengikuti setiap langkah yang diberikan. Mereka merasa bangga dapat menghasilkan karya buatan tangan sendiri.
Ibu-ibu PIK TeL sebelumnya telah mendapat pelatihan khusus pada Mei 2024. Kini, mereka membagikan ilmu dan pengalaman kepada ibu-ibu PKK serta warga desa.