SUMEKS.CO - Sumatera Barat sejak lama dikenal sebagai pusat budaya yang kaya, salah satunya melalui kain tenun songket Silungkang yang berasal dari Kota Sawahlunto.
Songket ini bukan sekadar kain, melainkan simbol sakral, identitas masyarakat, serta wujud keindahan karya tradisional.
Namun, seiring perubahan zaman, keberadaan songket sempat menghadapi tantangan: kurang diminati generasi muda dan terbatas pada acara adat.
Di sinilah peran Arindha Sukma, seorang perempuan muda visioner yang melihat peluang besar untuk menghidupkan kembali kejayaan songket.
BACA JUGA:Kisah Inspiratif Rio Fernando, Lulusan Cum Laude Bidiksiba PTBA yang Kini Jadi PNS
Pada tahun 2022, ia mendirikan Mojao Art, sebuah UMKM yang bertujuan melestarikan sekaligus memodernisasi songket Silungkang agar bisa diterima oleh pasar yang lebih luas.
Bukan hanya kain adat, tapi gaya hidup. Mojao Art menghadirkan songket Silungkang dalam sentuhan modern yang elegan--
Berbeda dari pengrajin tradisional, Mojao Art menghadirkan pendekatan baru: mengolah songket menjadi produk fashion kasual yang bisa digunakan sehari-hari.
Dari topi, tas, outerwear, hingga busana modern, songket Silungkang kini hadir lebih segar dan trendi.
Menurut Arindha, ide ini muncul dari keprihatinan melihat songket hanya disimpan di lemari atau dipakai saat acara adat.
BACA JUGA:PTBA Cetak Tenaga Mekanik Andal, Siap Perkuat Kinerja dan Dukung Target Produksi Perusahaan
BACA JUGA:Meriahkan Hadiknas 2025, PTBA Gelar Ukir Cita Bersama Siswa SLB Palembang Lewat Seni
“Saya ingin songket menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern,” ujarnya.
Inovasi ini disambut baik pasar. Mojao Art memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk promosi, sekaligus aktif mengikuti berbagai acara.