Dalam pandangan banyak pihak, langkah bupati menggunakan mobil pribadi ketimbang mobil dinas menjadi simbol bahwa seorang pemimpin sejati dinilai dari seberapa besar ia mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.
Kebijakan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pemimpin daerah lainnya di Indonesia. Di tengah tantangan keterbatasan anggaran, keberanian untuk mengutamakan kepentingan rakyat adalah kunci utama membangun kepercayaan publik.
Dengan meniadakan anggaran mobil dinas, Joncik Muhammad tidak hanya menunjukkan integritas, tetapi juga membuka jalan baru dalam tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Keputusan tersebut kini menjadi bukti bahwa kepemimpinan pro rakyat benar-benar nyata, bukan sekadar janji politik.