Terkait hal itu, Pemkab OKI memastikan penanganan dilakukan menyeluruh, mulai dari pelayanan medis di Puskesmas hingga pemantauan lanjutan bagi siswa yang sudah diperbolehkan pulang.
BACA JUGA:UMKM Katering Pemasok Program MBG Sukses Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan
BACA JUGA:Jadi Pemasok Program MBG, Supplier Ikan Ini Berhasil Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI
Kepala Puskesmas Pedamaran, Hasanul menjelaskan, sebagian siswa masih dalam masa pemulihan, sementara lainnya telah kembali beraktivitas dengan kondisi membaik.
Dia mengatakan, proses pengobatan akan terus dipantau agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
Berdasarkan pemantauan awal Satgas MBG, insiden ini diduga dipicu oleh jeda waktu konsumsi makanan.
Yakni dimana siswa yang masuk siang hari menerima makanan yang disiapkan sejak pukul 11.00 WIB, namun baru dikonsumsi pada sore hari. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas makanan menurun sehingga memicu gejala gangguan pencernaan.
BACA JUGA:Waduh, Guru Diminta Cicip Makanan MBG Sebelum Dibagikan ke Siswa
BACA JUGA:Satgas MBG di Kabupaten OKI Siap Buka Posko Aduan Masyarakat
“Hal ini diduga menjadi penyebab sejumlah siswa mengalami gangguan kesehatan,” ungkap Ketua Satgas MBG OKI HM Lubis SKM MKes.
Dikatakan Lubis, Pemkab OKI sudah mengambil dan mengirimkan sampel makanan serta sampel medis ke Balai Besar POM untuk diteliti lebih lanjut.
“Sampel yang diambil bertujuan agar kejadian serupa tidak terulang serta memperkuat implementasi petunjuk teknis di lapangan. Pemerintah daerah juga tengah mengevaluasi sistem distribusi agar lebih efisien dan aman,” jelasnya.
Sambungnya, Pemkab OKI juga mengajak seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa, untuk aktif mengawasi, memberi edukasi, serta segera melaporkan jika terdapat gejala gangguan kesehatan.
BACA JUGA:Irma Suryani Anggota Komisi IX DPR RI, Pimpin Sosialisasi Program MBG di Tanjung Raja Ogan Ilir
“Kami ingin memastikan program ini benar-benar memberi manfaat, bukan mudarat. Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin hal ini bisa diatasi dan menjadi pembelajaran bersama,” tegas Lubis.