Keenam, memperjuangkan kesejahteraan guru. Mahasiswa menekankan bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan bangsa, sehingga kesejahteraannya harus diprioritaskan oleh pemerintah.
BACA JUGA:Mahasiswa PGRI Palembang Bentuk Formasi Melingkar di Simpang Lima DPRD Sumsel, Lalu Lintas Dialihkan
BACA JUGA:Simpang 5 Ditutup Sementara, Ribuan Mahasiswa Mulai Padati DPRD Sumsel
Ketujuh, mengembalikan kebebasan pers sebagaimana mestinya. Menurut mereka, di era keterbukaan informasi, pers seharusnya diberi ruang untuk bekerja secara independen tanpa intervensi dan tekanan.
Aliansi Mahasiswa Sumsel menilai, bahwa suara kritis mahasiswa adalah bentuk kontrol sosial terhadap pemerintah.
Mereka menegaskan bahwa aksi ini dilakukan bukan untuk kepentingan kelompok tertentu, melainkan demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Persoalan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi kepedulian mahasiswa sebagai agen perubahan. Kami akan terus mengawal isu-isu ini hingga ada realisasi nyata," tegas pernyataan itu.
Dengan tujuh tuntutan tersebut, mahasiswa berharap DPR dan pemerintah segera mengambil langkah konkret agar kepercayaan rakyat tidak semakin merosot.