Hari Gajah Internasional: Persembahan Hutama Karya untuk Perjalanan Cinta Gajah di Sekitar Tol Trans Sumatra

Selasa 12-08-2025,10:11 WIB
Reporter : Hetty
Editor : Hetty

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama Rimba Satwa Foundation (RSF) mengonfirmasi bahwa pergerakan ini merupakan perilaku alami yang penting untuk menjaga keragaman genetik populasi. 

BACA JUGA:Siap Dukung Transformasi Digital, Hutama Karya Lakukan Topping Off Proyek IT Center BRI Ragunan Paket 2

BACA JUGA:Bendungan Meninting Garapan Hutama Karya Dukung Ketahanan Air Hingga Pembangunan Berkelanjutan di NTB

"Gajah seperti Codet yang berusia 70 tahun dan Getar yang berusia 35 tahun adalah contoh nyata bagaimana satwa ini bergantung pada koridor aman untuk keberlangsungan hidup mereka," kata Genman S. Hasibuan, Kepala BBKSDA Riau.

Sistem SMART Patrol memungkinkan monitoring real-time pertumbuhan vegetasi pakan dan pergerakan gajah menggunakan teknologi satelit dan artificial intelligence. Setiap gajah yang dipasangi GPS collar dapat dipantau lokasinya setiap 30 menit, memungkinkan tim lapangan melakukan mitigasi dini jika gajah mendekati area permukiman.

Sejak dilakukan implementasi program monitoring gajah, tingkat kecelakaan akibat konflik dengan satwa liar turun hingga nol persen. Sistem early warning yang terintegrasi memungkinkan Hutama Karya memberikan informasi real-time kepada pengguna Jalan Tol Permai melalui VMS (Variable Message Sign) dan aplikasi mobile.

"Keberhasilan program ini terukur melalui data lapangan yang komprehensif: tidak ada lagi insiden gajah menyeberang jalan tol secara berbahaya sejak optimalisasi underpass tahun 2023," terang Adjib.

BACA JUGA:Dukung Surakarta Kota Layak Anak, Hutama Karya-KAKAK Jadi Motor Perlindungan

BACA JUGA:Hutama Karya Perkuat Pengendalian Lingkungan pada Proyek Gedung Kanker Terpadu RSUP DR Kandou Manado

Populasi gajah di kantong Balai Raja dan Giam Siak Kecil terpantau stabil dengan indikasi reproduksi yang sehat. Tercatat tiga kelahiran anak gajah dalam dua tahun terakhir, menandakan kesuksesan program konservasi.

Pengembangan program konservasi akan diperluas dengan pembangunan nursery permanen untuk pembibitan tanaman pakan, pusat edukasi konservasi gajah, dan kemitraan riset dengan pemerhari gajah. Hutama Karya juga berencana menerapkan konsep serupa di proyek jalan tol lainnya yang melintasi habitat satwa dilindungi, termasuk Tol Sigli-Banda Aceh.

"Hari Gajah Internasional jadi pengingat bahwa kita bisa membangun infrastruktur maju tanpa melupakan tanggung jawab menjaga alam. Gajah Sumatra adalah bagian penting dari ekosistem yang harus kita rawat bersama," tutup Adjib. 

Memasuki tahun keenam operasional, Tol Permai membuktikan bahwa infrastruktur modern dapat bersinergi dengan konservasi alam dan kesejahteraan sosial. 

BACA JUGA:Hutama Karya Perkuat Konektivitas Pelabuhan-Industri Lewat Pembangunan New Priok Eastern Access Seksi 1

BACA JUGA:Hutama Karya Rampungkan Pembangunan 6 Sekolah di Jakarta, Sambut Tahun Ajaran Baru dengan Fasilitas Baru

Hutama Karya berkomitmen melanjutkan program ini sebagai bagian dari strategi ESG (Environmental, Social, Governance) dan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals, khususnya SDG 15 (Life on Land) dan SDG 11 (Sustainable Cities and Communities).

Kategori :