Justru yang terjadi adalah penumpukan kalsium di darah atau kondisi yang disebut hiperkalsemia, yang bisa menimbulkan mual, nyeri otot, hingga gangguan ginjal.
BACA JUGA:Bye Jerawat! Ini Tips Perawatan Alami dan Medis yang Bikin Kulit Mulus Tanpa Drama
BACA JUGA:Tips untuk Merekam dengan Ponsel, Hasilkan Video Layaknya Profesional!
Lebih dari itu, ada fakta menarik bahwa kelompok usia muda yang aktif online lebih mudah percaya pada konten kesehatan viral yang tidak berbasis bukti ilmiah.
Banyak influencer mengklaim bahwa mengonsumsi 1000 IU hingga 5000 IU vitamin D setiap hari akan membuat tubuh lebih kuat dan tahan dari segala penyakit.
Padahal dosis sebesar itu hanya diberikan untuk pasien defisiensi berat, dan harus di bawah pengawasan dokter.
Untuk mengetahui apakah tubuh benar-benar butuh tambahan vitamin D, sebaiknya lakukan tes darah 25(OH)D di laboratorium.
BACA JUGA:Tips Kecantikan Kekinian untuk Remaja: Makin Percaya Diri Dalam Setiap Moment!
BACA JUGA:7 Tips Merawat TV agar Tahan Lama dan Tidak Cepat Rusak
Nilai optimal berada di kisaran 30 hingga 50 ng per mililiter. Jika hasil tes sudah menunjukkan kadar normal, maka cukup pertahankan dengan pola hidup seimbang, bukan dengan dosis tinggi harian yang justru bisa berisiko.
Vitamin D memang penting, tapi bukan berarti bisa dikonsumsi sembarangan. Suplemen bukan pengganti sinar matahari atau makanan bergizi.
Kombinasi antara paparan matahari pagi, konsumsi ikan dan telur secara rutin, serta pola tidur yang baik adalah cara paling aman untuk menjaga kadar vitamin D tetap optimal.
Jangan hanya ikut-ikutan tren, tetapi pastikan setiap suplemen yang dikonsumsi memang dibutuhkan tubuh.