Dalam kategori ini, tidak hanya kemampuan berbicara yang diuji, tetapi juga kreativitas peserta dalam mengemas cerita agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Zhifa, Ketua Panitia Pelaksana ECHOVERSE 2025, menjelaskan bahwa festival ini bukan sekadar lomba, tetapi juga merupakan ruang untuk menyuarakan potensi yang dimiliki generasi muda.
BACA JUGA:Universitas Bina Darma Dukung Bisnis Pedesaan Melalui Program Inkubasi DIIB
"Kami ingin generasi muda berani bicara dan tampil percaya diri. ECHOVERSE adalah kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan komunikasi mereka," ungkapnya.
Acara ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, salah satunya dari Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma, Dr. Desy Misnawati, S.Sos., M.I.Kom. Beliau mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi terhadap semangat para peserta dan panitia.
"ECHOVERSE bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga media edukasi yang membentuk karakter komunikatif, kreatif, dan percaya diri. Ini adalah wujud nyata kontribusi kami dalam mencetak generasi komunikator muda yang adaptif di era digital," ujarnya.
Melalui ECHOVERSE, peserta tidak hanya diuji dalam keterampilan berbicara, tetapi juga diberi ruang untuk mengekspresikan ide dan budaya lokal dengan cara yang lebih segar dan modern.
Di tengah tantangan komunikasi digital saat ini, ECHOVERSE menjadi panggung penting bagi anak muda untuk mengembangkan potensi mereka, menjalin jejaring, dan berkontribusi dalam perubahan positif di dunia komunikasi.
Festival ini tentunya bukan hanya memberikan manfaat bagi para peserta, tetapi juga membuka peluang untuk mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat umum, serta memperkenalkan potensi lokal kepada khalayak yang lebih luas.
Dengan adanya ECHOVERSE, diharapkan dapat lahir generasi komunikator muda yang lebih berani, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia komunikasi digital.