Mereka mendesak pemerintah Inggris mencabut dukungan terhadap Israel.
Amerika Serikat (New York & Chicago): Aksi massa digelar dengan tuntutan agar pajak rakyat AS tidak digunakan untuk membiayai agresi militer Israel.
Demonstran membawa spanduk bertuliskan “Jangan ganggu Iran” dan “Netanyahu penjahat perang”.
Korea Selatan: Protes digelar di depan Kedutaan Besar Israel di Seoul. Massa menyebut bahwa serangan tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan tidak langsung dari Washington.
India (Mumbai): Delegasi aktivis sosial dan politik bertemu Konsul Jenderal Iran, Hasan Mohseni Fard, untuk menyampaikan dukungan serta mengecam campur tangan Barat dan Israel.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Desak Israel Akui Palestina dalam Pertemuan dengan Presiden Prancis Macron
Sabtu Malam: Iran Luncurkan Gelombang Rudal Balasan
Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone bersenjata ke wilayah Israel. Serangan balasan ini menyebabkan 13 orang tewas dan 380 luka-luka di Israel.
Beberapa kota besar seperti Tel Aviv terdengar sirene peringatan serangan udara.
Iran menyatakan serangan ini sebagai tindakan balasan atas serangan mendadak Israel, dan memperingatkan bahwa operasi akan terus berlanjut jika agresi tidak dihentikan.
Minggu, 15 Juni 2025: Serangan Meluas dan Ketegangan Regional Meningkat
Ledakan Baru di Teheran: Ibu kota Iran kembali diguncang oleh ledakan-ledakan besar. Asap pekat membumbung tinggi dari kawasan industri.
Israel Serang Bandara Mashhad: Israel memperluas operasi militer hingga ke Bandara Mashhad, Iran bagian timur lebih dari 2.300 km dari wilayah Israel, menjadikannya serangan terjauh sejauh ini.
Kilang Gas South Pars Diserang: Fasilitas gas terbesar dunia di Teluk Persia yang dimiliki bersama oleh Iran dan Qatar diserang oleh drone Israel.
Menlu Iran Abbas Araghchi menyebutnya sebagai “kesalahan strategis yang sangat berbahaya” dan memperingatkan risiko meluasnya perang ke seluruh kawasan.