Pilih cushioning yang sesuai dengan jarak dan durasi lari jangan asal empuk, tapi pikirkan efek jangka panjang ke persendian.
BACA JUGA:Dari Street Style ke Running Gear: Gimana Gen Z Bikin Lari Tetap Stylish Tanpa Kompromi Performa?
BACA JUGA:Anti Boncos! Ini 7 Sepatu Running di Bawah 1 Juta, Terbukti Keren dan Nyaman!
3. Cek Fleksibilitas Sol
Coba tekuk bagian depan sepatu apakah cukup fleksibel? Sepatu running yang bagus harus lentur di area jari-jari agar bisa mengikuti gerakan alami kaki saat mendorong.
Sol yang terlalu kaku justru bikin otot kaki kerja ekstra keras dan bisa memicu nyeri otot.
4. Amati Stabilitas Sepatu
Stabilitas bukan cuma buat pelari yang kakinya overpronasi (miring ke dalam), tapi buat semua pelari yang ingin langkah tetap terkontrol.
BACA JUGA:Dari Street Style ke Running Gear: Gimana Gen Z Bikin Lari Tetap Stylish Tanpa Kompromi Performa?
BACA JUGA:Mix and Match Outfit Running ala Gen Z
Ciri sepatu stabil biasanya punya midsole padat di sisi dalam atau bentuk sol yang lebar di bagian tumit. Ini penting untuk menjaga kaki tetap sejajar dan menghindari tekanan ke arah yang salah.
5. Jangan Pakai Sepatu Lama Terlalu Lama
Sepatu yang udah dipakai ratusan kilometer bisa kehilangan daya serap benturannya.
Tanda-tanda sepatu harus diganti: sol mulai aus, busa midsole terasa mati, atau kaki sering pegal meskipun rutenya sama. Idealnya, sepatu running diganti setiap 500–800 km tergantung medan dan cara pakai.
BACA JUGA:Sepatu Lokal Multifungsi yang Lagi Viral! Buat Running Bisa, Nongkrong Makin Stylish!
BACA JUGA:Review 5 Sepatu Running Tech-Savvy Paling Populer 2025, Wajib Punya!