OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Sedikitnya 24 ton jagung berhasil dipanen oleh Kapolda Sumsel, bersama Forkopimda Provinsi Sumsel di Kabupaten Ogan Ilir pada Kamis, 5 Juni 2025.
Panen raya jagung ini, merupakan hasil program ketahanan pangan Polri dalam hal ini Polres Ogan Ilir, dalam mewujudkan program unggulan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi, memimpin langsung kegiatan panen raya jagung serentak kuartal II Tahun 2025 tersebut, bersama Forkopimda Provinsi Sumsel.
Sebagai informasi, lahan seluas 3 hektare ini merupakan lahan milik personel Polres Ogan Ilir yaitu AIPDA Iwan Haryanto, yang terletak di belakang Kompleks Serai, Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
BACA JUGA:Wali Kota Palembang Lakukan Panen Raya Jagung Serentak yang Dipimpin Presiden RI Prabowo
Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional dalam rangka mendukung swasembada pangan nasional, yang digelar secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan ini digelar melalui video conference, dan turut dihadiri secara virtual oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, dari lokasi panen di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Turut hadir secara langsung dalam kegiatan tersebut, Gubernur Sumsel, Herman Deru, sejumlah pejabat tinggi Polda Sumsel, jajaran Forkopimda, serta perwakilan kementerian dan instansi terkait, termasuk kelompok tani dan pelaku usaha pertanian.
Dalam sambutannya, Kapolda Sumsel menyampaikan bahwa panen jagung di wilayah Polda Sumsel saat ini mencakup total lahan seluas 8.429 hektare, terdiri dari sistem monokultur dan tumpang sari.
Pada panen kuartal II ini, diperkirakan luas lahan yang dipanen mencapai 34,9 hektare, dengan estimasi hasil 148,8 ton jagung.
Secara khusus, Kapolda menyebut panen yang dilaksanakan di Kabupaten Ogan Ilir menjadi fokus utama kegiatan hari ini, dengan luas lahan 3 hektare dan estimasi hasil 24 ton jagung.
Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan pendampingan agronomi yang berkelanjutan.