"Pencandu narkoba itu perlu dilakukan rehabilitasi bukan ke barak militer. Jadi cukup ke BNNK OKI tidak perlu jauh-jauh ke Bandung," ungkapnya.
BACA JUGA:Iba dengan Nasib Tukang Beca Indramayu, KDM Siapkan 17 Pengacara Bela Kasus Kakek Karnadi
BACA JUGA:Istri Kakek Karnadi Pengayuh Becak Indramayu Curhat ke KDM, Pelapor Banjir Hujatan
Masih kata Gendi, anak-anak pencandu narkoba harus di panti rehabilitasi. Jadi bukan barak militer. Barak militer untuk kedisplinan.
Sambung Gendi, terkait narkoba pihaknya rutin melakukan penyuluhan-penyuluhan ke desa-desa. Termasuk juga ke sekolah-sekolah.
"Penyuluhan terkait narkoba ke sekolah-sekolah dilakukan setiap hari oleh petugas penyuluh," ucapnya.
Ditegaskan Gendi, dimana setiap tahun ajaran baru pihaknya biasa diminta oleh sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan terkait bahaya narkoba.
Jadi sering penyuluhan narkoba dilakukan saat Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Yang jelas penyuluhan terkait bahaya narkoba juga dilakukan di kecamatan-kecamatan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa SMK yang kecanduan narkoba ini rupanya akibat pergaulan yang kurang baik. Jadi anak ini lantas mengenal barang haram itu.
Dedi Mulayadi juga menanyakan kepada si anak, berapa dikasih jajan setiap harinya sama orang tua sehingga bisa membeli sabu?
Si anak mengaku hanya dikasih Rp25 ribu, namun sabu seharga Rp100 ribu itu dibeli patungan bersama teman-temannya dan dipakai di salah satu pondok.