MUARA BELITI, SUMEKS.CO - Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pembinaan kepribadian kepada para warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan keagamaan.
Pada kesempatan kali ini, kegiatan pembinaan rohani mengangkat tema “Fiqih Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari” dan dilaksanakan di Masjid At-Taubah yang berada dalam lingkungan lapas, Senin 27 Mei 2025.
Ceramah disampaikan oleh Ustadz Mamad Abdul Somad, seorang dai yang telah dikenal aktif dalam dakwah ke berbagai lembaga pemasyarakatan.
Dalam penyampaian materinya, Ustadz Mamad mengajak seluruh warga binaan untuk memahami dan mengamalkan dasar-dasar fiqih sebagai pedoman dalam menjalankan ibadah harian secara benar sesuai syariat Islam.
BACA JUGA:Beredar Video Napi Lapas Muara Beliti Pegang Mic Sampaikan Tuntutan Supaya Bisa Nyaman di Penjara
“Kita semua harus terus memperbaiki diri. Masa berada di dalam lapas ini bisa dijadikan momentum hijrah, untuk kembali kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Fiqih bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang bagaimana kita menata kehidupan sehari-hari sesuai ajaran agama,” ujar Ustadz Mamad dalam ceramahnya.
Suasana masjid tampak khidmat dan penuh semangat. Para warga binaan mengikuti kegiatan dengan tertib, menyimak setiap materi yang disampaikan.
Banyak di antara mereka yang mencatat poin-poin penting, menunjukkan antusiasme dan keinginan untuk memperdalam ilmu agama sebagai bekal kehidupan setelah bebas nanti.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan rohani ini merupakan bagian dari program rutin yang terus digalakkan demi membina karakter dan spiritual para warga binaan.
BACA JUGA:Tongkat Komando Kapolres Musi Rawas Berpindah, Ini Harapan Kalapas Muara Beliti
“Kegiatan ini adalah wujud nyata dari upaya kami dalam membina para warga binaan, tidak hanya secara hukum dan keterampilan, tetapi juga secara spiritual. Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, mereka dapat menjalani masa hukuman dengan lebih produktif dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujar beliau.
Program pembinaan kepribadian seperti ini telah menjadi bagian penting dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia.
Pihak lapas menyadari bahwa keberhasilan reintegrasi sosial warga binaan sangat bergantung pada kesiapan mental dan spiritual mereka. Oleh karena itu, pendekatan keagamaan menjadi salah satu pilar utama yang terus dikembangkan.