Menteri LH, Hanif bersama Bupati OKI H Muchendi Mahzareki, Deputi TLSDAB KLHK Sigit Reliantoro, dan Tenaga Ahli Kebakaran Lahan KLHK Rafles B Panjaitan menanam jagung dan jeruk sebagai tanaman sela agar lahan tetap lembap tanpa praktik pembakaran.
BACA JUGA:Dampak Karhutla, KLHK Gugat PT Bintang Harapan Palma OKI Rp677 Miliar di PN Palembang
BACA JUGA:Polsek Pemulutan Ogan Ilir Gelar Rapat Koordinasi Penanggulangan dan Pencegahan Karhutla
Termasuk juga melakukan pemantauan dan pencegahan karhutla dilakukan secara berlapis. Yakni mulai dari pelibatan masyarakat, patroli rutin, hingga mekanisme respons cepat.
Dalam pemaparan kepada Menteri, Panji Bintoro, Fire Operation Management (FOM) Head Regional Palembang dari PT Bumi Andalas Permai (BAP), mitra pemasok APP Group menjelaskan alur kerja sistem deteksi hotspot.
Jadi begitu citra satelit menangkap titik panas, data otomatis muncul di aplikasi FROS (Fire Report Online System) lengkap dengan koordinat dan lokasi akurat.
Lalu, pusat kendali (situation room) segera mengirim laporan ke pos terdekat agar segera melakukan verifikasi lapangan dengan membawa peralatan pemadaman.
Targetnya, setiap hotspot diverifikasi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Menteri LH juga melakukan pemeriksaan kesiapan pompa, mulai dari Pompa Induk hingga pompa apung.
Temasuk juga menyaksikan simulasi pemadaman yang melibatkan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) yang merupakan bagian dari Integrated Fire management (IFM).
Dalam simulasi tersebut, peralatan yang biasa digunakan didisplay seperti Situation Room, Peralatan Pemadam beserta aksesorisnya, Sambunesia (nozzle multifungsi dengan suntikan gambut), helicopter, motor hingga mobil patroli.
BACA JUGA:Musim Kemarau di OKI Terjadi Pertengahan Mei, Patroli Mandiri Karhutla Terus Berjalan
Direktur APP Group Dr Soewarso menambahkan, perusahaan telah melatih lebih dari 700 anggota MPA di Sumatera. Selain memperkuat MPA, program agroforestry juga digiatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.