Sehingga membuat proses operasi menjadi berpotensi sangat kompleks dan berisiko tinggi.
Namun, bukannya mengurungkan niat, Rifin justru menunjukkan antusiasme yang keliru saat melihat silikon implan di ruang dokter.
Rifin Dengdeng terdiam usai dimarahi Teh Novi soal keinginannya mau pasang implant lagi--
Ia secara terang-terangan menyatakan keinginannya untuk kembali melakukan prosedur penanaman implan.
“Dia (Rifin) ngomong gini, mau dibersihkan tapi habis itu mau dipasangin implan lagi,” kata asisten Teh Novi dengan nada prihatin.
BACA JUGA:Wawancara Rifin Dendeng Ilegal Mahasiswa Perawat Minta Maaf, Motifnya Pasien Membuatnya Terhibur
Pernyataan ini sontak membuat Teh Novi naik pitam. Dengan nada tegas namun tetap penuh kepedulian, ia menegur Rifin dan meminta agar keinginan tersebut segera diurungkan.
“Ya nggak bisalah Rifin. Untuk ngebersihin kamu itu estimasi biayanya Rp40 juta, Rifin. Makanya kami bilang, kamu mau nggak diobatin, mau nggak dioperasi? Mumpung ada yang biayain,” ujar Teh Novi dengan nada serius.
Ia menambahkan, proses pengobatan Rifin bukan hanya menyangkut kondisi fisik, namun juga masalah kesehatan mental yang selama ini menghambat pemulihannya.
Rifin diketahui oleh tim medis mengalami gangguan jiwa berat, yang secara klinis didiagnosis sebagai skizofrenia tipe F20.
BACA JUGA:Rifin Dengdeng Mulai Pulih, Bersikap Sopan, dan Akui Konsumsi 'Narkoboy' Demi Bertahan Hidup
BACA JUGA:Pulang Dari RSJ Rifin Dendeng ODGJ Waria Viral Diajak Bicara Kini Sudah Nyambung
“Kalau nanti kamu kenapa-kenapa, siapa yang mau biayain? Hayo!” tambah Teh Novi, mencoba menyadarkan Rifin yang hanya diam terpaku mendengarkan.
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku. Pada kasus Rifin, jenis skizofrenia yang dideritanya mengarah pada gejala halusinasi, delusi, dan kekacauan berpikir, yang membuat pengambilan keputusan menjadi irasional.
Menurut Teh Novi, perawatan terhadap Rifin tidak bisa setengah-setengah. Selain operasi pembersihan implan, Rifin juga harus menjalani terapi kejiwaan secara intensif demi mendapatkan kembali kualitas hidup yang layak.