Senada dengan Deni, Anggota DPRD Kota Prabumulih lainnya, Feri Alwi, SH, MH, juga menyayangkan terjadinya kericuhan tersebut. Ia menilai, bentrokan bisa dihindari jika masing-masing pihak saling menghormati tugas dan kewenangan.
BACA JUGA:30 Anggota DPRD Prabumulih Dilantik 27 September
BACA JUGA:Jelang Habis Masa Jabatan, Ketua DPRD Prabumulih Pamit Undur Diri
"Seharusnya jangan sampai terjadi bentrok. Petugas semestinya menjalankan tugas dengan tegas, tapi tetap humanis, dan pedagang harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujarnya.
Feri menambahkan bahwa kejadian seperti ini tidak seharusnya terulang kembali di masa depan. Semua pihak, baik petugas maupun pedagang, diharapkan dapat duduk bersama mencari solusi yang saling menguntungkan demi terciptanya ketertiban dan keamanan lingkungan.
Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting bahwa dalam menerapkan kebijakan publik, komunikasi yang baik, pendekatan persuasif, dan penegakan hukum yang adil menjadi kunci utama.
Petugas penegak peraturan perlu mendapatkan pelatihan yang memadai agar mampu menjalankan tugasnya dengan profesional, sementara masyarakat juga dituntut untuk lebih sadar hukum dan tanggap terhadap aturan.
BACA JUGA:30 Anggota DPRD Prabumulih Izin Cuti untuk Hadiri Debat
BACA JUGA:DPRD Prabumulih Fokus Selesaikan Pembahasan Raperda APBD 2025
Dengan meningkatnya perhatian publik terhadap peristiwa ini, DPRD Kota Prabumulih diharapkan bisa menjadi jembatan dialog antara pemerintah dan masyarakat.
Hal ini penting agar kebijakan penertiban yang diambil tidak menimbulkan kegaduhan, tetapi justru menciptakan ketertiban dan kesejahteraan bersama.