Jelang Keberangkatan, JCH Kloter 13 Embarkasi Palembang Lakukan Pemantapan Manasik Haji

Senin 05-05-2025,15:14 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Rahmat

Palembang, sumeks.co- Jelang keberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 13, panitia dan para pembimbing ibadah memberikan pemantapan manasik terakhir untuk memastikan kesiapan mental, spiritual, dan fisik para jamaah.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam rangkaian persiapan haji, yang bertujuan untuk membekali jamaah calon haji kloter 13 dengan pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai tata cara ibadah haji sesuai syariat, serta menanamkan sikap ikhlas dalam menjalani setiap rangkaian ibadah di Tanah Suci.

Kloter 13 yang terdiri dari dua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), yaitu KBIHU Raudhatul Ulum yang dipimpin oleh Ustadz Harie Madona dan KBIHU Varita.

Mereka dijadwalkan akan masuk ke Asrama Haji pada tanggal 17 Mei 2025. 

Sementara itu, keberangkatan menuju Arab Saudi (Madinah) akan dilakukan pada tanggal 18 Mei 2025 pukul 14.00 WIB, dari embarkasi Palembang. 

Total jamaah Calon Haji dari kloter ini mencakup berbagai latar belakang usia dan kondisi kesehatan, sehingga kesiapan menyeluruh sangat ditekankan oleh para pembimbing.

BACA JUGA:CATAT, Daftar Kloter dan Jadwal Keberangkatan Jemaah Calon Haji Sumsel Babel Embarkasi Palembang 1446H/2025

BACA JUGA:Herman Deru Pastikan Persiapan Keberangkatan JCH Sumsel Sudah Maksimal

Kloter ini akan dipimpin oleh Ibu Lili Silvia sebagai Ketua Kloter (TPHI), yang bertanggung jawab atas koordinasi teknis dan administratif selama pelaksanaan ibadah haji. 

Sementara itu, tugas sebagai pembimbing ibadah Haji (TPIHI) diemban oleh H Kuwat Sumarno, sosok yang sudah berpengalaman dalam membimbing jamaah haji selama bertahun-tahun. 

Ia akan di dampingi oleh pembimbing ibadah dari masing-masing KBIHU, yaitu KBIHU Raudhatul Ulum dan KBIHU Varita.

Dalam sesi pemantapan manasik terakhir yang digelar pada awal Mei ini, H. Kuwat Sumarno memberikan penekanan khusus mengenai pentingnya modal utama dalam menjalankan ibadah haji, yakni ikhlas. 

Menurutnya, ihlas bukan sekadar niat di bibir, tetapi harus menyatu dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan.

Ia mengingatkan bahwa setiap lantunan talbiyah yang diucapkan jamaah adalah bentuk jawaban atas panggilan Allah SWT.

“Labbaik Allahumma labbaik... Itu bukan sekadar ucapan lisan, tapi pernyataan kesiapan total untuk memenuhi panggilan suci-Nya. Kalau niat dan hati kita ikhlas karena Allah, maka apa pun yang kita alami di Tanah Sucientah manis, pahit, senang atau sedih tidak akan terasa sebagai beban. Justru akan menambah kekhusyukan dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT,” jelas H. Kuwat di Masjid CGC Palembang.

Kategori :