Selain kaligrafi, ditemukan pula artefak lainnya seperti kain bersulam emas dengan doa-doa berbahasa Arab yang menutupi nisan batu putih.
Dugaan Makam Nabi Zulkifli
Penemuan ini langsung mengundang perhatian dunia.
Beberapa sejarawan dan arkeolog Islam menduga kuat bahwa makam tersebut adalah tempat peristirahatan Nabi Zulkifli.
BACA JUGA:Ternyata, Begini Sosok Nabi Zulkifli yang Viral Karena Makamnya Ditemukan di Tembok Besar Cina
BACA JUGA:Awalnya, Penemuan Diduga Makam Nabi Zulkifli di Tembok Cina Sempat Disembunyikan Otoritas Setempat?
Pendapat ini diperkuat oleh keterangan dalam beberapa literatur klasik yang menyebut bahwa Nabi Zulkifli pernah tinggal di wilayah timur, bahkan ada yang menyatakan beliau diutus ke Damaskus dan sekitarnya.
Dalam buku Sejarah Nabi dan Rasul karya Sami bin Abdullah Al-Maghluts juga disebutkan bahwa sebagian sejarawan meyakini Nabi Zulkifli dimakamkan di Gunung Qasiun yang menghadap ke kota Damaskus (Suriah).
Namun hingga kini, hanya makam Nabi Muhammad SAW yang dapat dipastikan secara historis.
Maka dari itu, dugaan bahwa makam Zulkifli berada di wilayah lain termasuk China, patut dipertimbangkan, apalagi dengan ditemukannya artefak keislaman tersebut.
Respons Dunia dan Tantangan Identifikasi
Meski penemuan ini membuka bab baru dalam studi sejarah Islam dan arkeologi Asia Timur, tidak semua pihak menerima klaim tersebut begitu saja.
Para arkeolog skeptis menilai bahwa bukti-bukti yang ditemukan belum cukup untuk memastikan bahwa makam tersebut benar-benar milik seorang nabi.
Pemerintah Tiongkok pun bertindak cepat dengan membatasi akses ke lokasi, demi menjaga kelestarian dan keamanan situs tersebut.
Dalam pernyataan resminya, pemerintah menyebut bahwa penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung dan melibatkan ahli dari berbagai negara.
Namun, banyak tokoh Islam dunia mendesak transparansi dan kerja sama internasional.