Banyak yang resah dan khawatir aktivitas mereka terganggu.
"Masih macet sampe sekarang, bingung besok ke Stasiun Tanjung Priok gimana. Pasti nggak bisa jalan," keluh seorang netizen.
Sementara itu, muncul dugaan bahwa kebijakan baru menjadi biang keladi kemacetan.
"Yang bikin Priok dan sekitarnya macet bukan cuma karena volume kendaraan, tapi karena mobil ekspor-impor didahulukan dibanding mobil domestik.
BACA JUGA:Selamat Tinggal Rebahin! Era Streaming Aman dan Legal Dimulai Dengan Akses Ini
Sopir sampai empat kali keluar-masuk gate," ujar pengguna lain yang mengaku sebagai pelaku usaha logistik.
Menanggapi kekacauan ini, Kepala KSOP Tanjung Priok, M. Takwim Masuku, angkat bicara.
Ia menjelaskan bahwa kemacetan disebabkan oleh lonjakan volume bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok menjelang long weekend 18-20 April 2025.
Bahkan, sejak Rabu malam (tepatnya pada tanggal 16 April 2025, tiga kapal besar bersandar di NPCT1, dengan total bongkar muat lebih dari 4.000 TEUs, jauh di atas rata-rata harian sekitar 2.500 TEUs.
BACA JUGA:5 Tips Penting Berkendara Aman Bagi Perempuan di Malam Hari
BACA JUGA:Sikat Link DANA Kaget! Klaim Saldo DANA Gratis hingga Rp500.000
Untuk mengurai kemacetan, kendaraan menuju NPCT1 dialihkan ke area pelabuhan, sementara dari arah Ancol diarahkan ke buffer area Inggom sambil menunggu situasi membaik.
Pihak KSOP juga terus berkoordinasi dengan Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelindo Regional 2.
Namun, hingga kini kemacetan belum sepenuhnya teratasi. Warganet dan warga sekitar mendesak pihak berwenang untuk turun tangan serius dan segera menemukan solusi jangka panjang.
Satu hal yang jelas, ketika kereta api pun bisa terjebak macet di rel, itu jadi alarm keras bagi penataan lalu lintas dan logistik di jantung pelabuhan terbesar Indonesia.