Proses buyback saham ini juga mengacu pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap keputusan korporasi.
BACA JUGA:BRI Tetapkan Cum Date Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2024 pada 10 April 2025
BACA JUGA:Mahayusi, Perajin Mutiara Asal Lombok yang Sukses Menembus Pasar Internasional Berkat Dukungan BRI
Lebih lanjut, Hendy menegaskan bahwa keputusan untuk melakukan buyback ini tidak akan membebani kondisi keuangan perseroan.
"BRI telah mempertimbangkan dengan cermat kondisi likuiditas dan posisi keuangan saat ini, sehingga pelaksanaan buyback tidak akan mengganggu kesehatan keuangan perseroan," ungkapnya.
Hal ini memberikan gambaran bahwa BRI memiliki strategi yang matang dan berorientasi pada pengelolaan risiko yang baik dalam menghadapi tantangan pasar.
Selain sebagai langkah untuk memperkuat posisi BRI di pasar saham, buyback ini juga mencerminkan optimisme BRI terhadap prospek pertumbuhannya ke depan.
BACA JUGA:Berkat KUR BRI, Perempuan Tangguh Ini Naik Kelas Jadi Pengusaha Sukses
BACA JUGA:BRI Dukung UMKM Melalui Inovasi dan Pemberdayaan, Gelap Ruang Jiwa Jadi Contoh Sukses
Program kepemilikan saham bagi karyawan yang telah diterapkan sejak tahun 2015 menjadi sarana untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan meningkatkan motivasi karyawan, BRI berharap dapat memaksimalkan kinerja perusahaan, sehingga dapat berujung pada keberlanjutan pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BRI tidak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek tetapi juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan bisnis yang sehat melalui pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan implementasi program kepemilikan saham pekerja, BRI berharap dapat mendorong rasa memiliki di kalangan karyawan, yang pada gilirannya akan memperkuat kinerja dan daya saing perusahaan.