Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan trafik hingga 20% yang diperkirakan akan terjadi selama masa mudik dan hari raya.
Dengan jumlah pengguna layanan seluler di Indonesia yang kini telah mencapai lebih dari 352 juta.
Pastinya kebutuhan akan jaringan yang stabil menjadi krusial, tak hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan keselamatan transportasi dan penyebaran informasi darurat.
"Ini tidak lain tidak bukan untuk memastikan masyarakat mendapat kualitas layanan telekomunikasi yang optimal," lanjut Meutya.
Pemerintah juga memberikan apresiasi kepada operator seluler yang telah menunjukkan komitmen kuat untuk ikut serta menjaga kualitas layanan selama momen krusial ini.
Dengan kolaborasi lintas sektor, dukungan teknis di lapangan, serta pengawasan intensif, mudik 2025 tidak hanya menjadi perjalanan menuju rumah, tetapi juga menuju kenyamanan digital yang menyeluruh.
Kebijakan ini menjadi bagian penting dari visi transformasi digital Indonesia—bahwa konektivitas bukanlah kemewahan, melainkan hak dasar yang harus hadir untuk semua, terutama saat masyarakat menjalani momen penting seperti Lebaran.