وَيُشْتَرَطُ لِفَرْضِ الصَّوْمِ مِنْ رَمَضَانَ أَوْ غَيْرِهِ كَقَضَاءٍ أَوْ نَذْرٍ التَّبْيِيتُ وَهُوَ إِيقَاعُ النِّيَّةِ لَيْلًا لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ النِّيَّةَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ. وَلَا بُدَّ مِنْ التَّبْيِيتِ لِكُلِّ يَوْمٍ لِظَاهِرِ الْخَبَرِ.
Artinya: “Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Oleh karena itu, niat puasa harus dilakukan setiap hari di bulan Ramadhan.” (Hasyiyatul Iqna’, Juz II)
Namun, menurut Mazhab Maliki, niat puasa cukup dilakukan sekali untuk sebulan penuh pada malam pertama Ramadhan. Hal ini dikarenakan puasa Ramadhan dianggap sebagai satu kesatuan ibadah.
Niat Puasa Ramadhan untuk Sebulan Penuh
Bagi yang ingin mengikuti pendapat Mazhab Maliki dan berniat puasa untuk sebulan penuh, berikut bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami’i syahri Ramadhāni hādzihis sanati fardhan lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”
Niat adalah rukun utama dalam puasa yang menentukan sah atau tidaknya ibadah tersebut.
Dalam Mazhab Syafi’i, niat harus dilakukan setiap malam, sementara dalam Mazhab Maliki cukup satu kali di awal bulan.
Untuk memastikan keabsahan puasa, umat Islam disarankan untuk selalu membaca niat sebelum fajar setiap hari, atau berniat untuk sebulan penuh sebagai bentuk kehati-hatian.
Dengan memahami dan mengamalkan niat dengan benar, kita dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang sempurna dari Allah SWT.