Benang ombre, yang terdiri dari 8 helai benang dengan beragam warna yang dihasilkan secara bertahap, menjadi salah satu produk andalan SIBA Rajut.
Villy mengungkapkan, meskipun awalnya mereka hanya fokus pada produk tas belanja, mereka mulai memperluas jenis produk mereka setelah melihat antusiasme yang besar terhadap benang ombre.
“Pertama kali kami rajut asoy, tapi pemasarannya masih kurang. Lalu kita ke benang, banyak peminatnya,” ujarnya.
Untuk memasarkan produk-produk mereka, SIBA Rajut memanfaatkan berbagai saluran online, seperti Facebook, Instagram, dan marketplace PaDi UMKM.
Tidak hanya itu, mereka juga sering diajak untuk mengikuti pameran baik di tingkat lokal maupun nasional oleh PTBA.
“Kami jual juga di aplikasi PaDi. Sudah banyak yang order. Dompet kecil, tempat tisu, peci ada yang order,” jelas Villy.
BACA JUGA:PTBA, KAI, dan Semen Baturaja Tingkatkan Kapasitas Bongkar Batu Bara di Kertapati
Keikutsertaan dalam pameran ini tidak hanya membantu memperkenalkan produk mereka kepada pasar yang lebih luas, tetapi juga mendatangkan banyak pesanan.
SIBA Rajut dapat terus berkembang berkat dukungan dari PTBA. Perusahaan yang berbasis di wilayah tersebut memberikan berbagai bantuan untuk menunjang perkembangan UMK ini, mulai dari permodalan hingga pelatihan.
"Penjualan banyak peningkatan karena dukungan dari PTBA. Tadinya kita enggak punya duit, sekarang punya duit sendiri," tambah Villy dengan semangat.
Selain itu, PTBA juga membantu dalam memberikan pesanan kerajinan rajut serta mengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan keterampilan dan jangkauan pasar.
BACA JUGA:Mitra Binaan PTBA Ramaikan Puncak Hari UMKM Nasional 2024 dengan Produk Unggulan
BACA JUGA:Ramah Lingkungan, Kerajinan Songket Binaan PTBA Gunakan Pewarna Alami Tingkatkan Nilai Jual